Thursday, August 27, 2009

THANK GOD!

Thanks a lot, Ya Allah!!!
Only that I can say to explain all things I got in here.

I have been living with my new (host)family. I think, they are a crazy family :) I LOVE THEM!!! A LOT!!!

Yesterday, Wed, August 26, 2009, I went to one of the AFS volunteers' house to talk about my program for the next one year, so that night I stayed overnight at his house with my friend from Germany, Hendrik.
It was my first time being away from my host family since then. I really miss them, my host dad, my host mom, also my sweet host sister. 

I went to Camden City to go to Bald Rocks Trail. I walked for 5 miles to get to the top of the hill. Was feeling really tired because it was Ramadhan so I was in a fasting for the whole day. But after I got to the top of the hill, SUBHANALLAH, AWESOME!!! I saw so beautiful ocean and some islands around it. And also one thing that made me wanna cry: there was a very wide green area. I asked the volunteer what was that, he said it is actually some cities in Maine; it looks like a beautiful green forest if we see it from above. Wow! I never think that I can find such a view here!!!

I came home exhausted and felt so cold because of the weather.

---
Today!
Volley ball practice as usual! 10:00 - 11:30 AM. Had a conditioning session, run run run!
Went back home and asked by my host fam: How was the volleyball going on Silvia?. I said: so bad :D

The thing that we can learn from a school in the USA is they give more attention to the students, such as for the athletes, they give us knowledge about Athletes food and drink, which I never had it before :) They also invited athletes families to have a dinner together and to discuss on how sports in school can exist and achieve more.

They have a very big gymnasium as well, just like Usmar Ismail Hall in Jakarta.

Everything is just different here!!!

Love U SMAZAPO.
Love U Cony High School.

Friday, August 14, 2009

WOW...

Welcome Silvia...
Welcome Silvia...
Welcome in the USA, enjoy your trip! :)

Sering banget aku dengar dari orang-orang (asing) disini.

Wow! Pertama kali aku datang kesini, aku ngerasa aneeeeeeeeeeehhhhhhhhhh banget, aku pengen nemuin sesuatu yang sering aku temuin di Indonesia, tau gak??!!! SAMPAH. Tapi aku engga nemuin sampah di tengah jalan, di pinggir jalan, dimana aja, aku ngerasa aneh bgt, iya sekaget itu :))

START!!!
Aku nyampe di USA tanggal 9 Agustus 2009, setelah menempuh perjalanan panjaaaaaaaaaaang banget mulai dari bandara Soekarno - Hatta Jakarta terus ke Bandara Kuala Lumpur Malaysia, lanjut ke Frankfrut Germany. Hingga sampailah di Dullas Washington DC, USA.

Perjalanan belum berhenti. Dari Bandara Dullas aku dijemput AFS Volunteeer, naek bus ke Hotel Hilton, busnya pun luarrrr biasa, bedaaaaaaaaaa bgt :D
Di Hilton, aku ada kegiatan orientasi YES 3 hari sampe tgl 12 Agustus, disana aku ketemu sama anak Saudi Arabia, Egypt, India, USA, dllllllll. Hotelnya keren banget :)))

Abis ntu aku naek pesawat 2 jam ke state-ku, Maine. Aku tiba di bandara Portland, dijemput AFS volunteer ke rumahnya. Disana aku makan, istirahat, juga salat.

Abis ntu aku diajak ke college gt, orientasi chapter.
Disini ketemu anak dari Eropa, Austria, Japan, Hong Kong, dlllll.
Wih, dapet temen deket, dari France :)))

Aku disini sampe besok, 15 Agustus, trus aku ke rumah host familyku...
Wah, gak tau deh disana ngapain aja :D

Disini ntu, orang2 pke Bahasa Inggris (yaiyalah...)
Pusing banget kadang2, mulai harus mendengarkan, menerjemahkan, jawab pertanyaannya, karena orang USA tuh ngomongnya banyak buanget,, tanya22222222222 trus (hahahahahahahaha)
Tapi aku seneng bgt, npa?! karna dsni hotspot senegara!!!! (bagaikan,, hehehe, cz dmana aja bs ngenet, gak lelet loh!!!) Ini aja aku nulis sambil tiduran di taman sama teman2 yang lain :D
Pokoke, yang jelas, semuanya beda disini...

Tunggu posting selanjutnya yah...

Tuesday, April 14, 2009

POEM

Menuju Ruang

Harapan

Ku berjalan di sebuah lapangan kehidupan

Tuk menemukan sebuah jawaban

Bagai orang dalam belenggu

Ku ingin menemukan suatu kebebasan

Kebebasan tuk menuju kesenangan

Tetapi aku tak berdaya tuk semua itu

Walau hanya goresan pena, sebait puisi

Dan hanya secarik kertas

Bagi orang dengan penuh pertanyaan

Dapat memberi mu suatu jawaban

Dan bagi orang dalam kegelapan

Dapat memberi mu cahaya terang

Tuk menuju sebuah ruang harapan

Munajat Cinta...


YA ALLAH?
Aku Mohon KepadaMU CintaMU?
Cinta Siapa Saja Yang MenCintaiMU?
Cinta Apa Saja Yang Mendekatkanku Kepada CintaMU..
Jadikanlah CintaMU Lebih Berharga Bagiku
Daripada Air Dingin Bagi Orang Yang Kehausan?

YA ALLAH?
Jadikanlah Aku MencintaiMU Dengan Sepenuh Hati?
Selalu Mencari RidhaMU Dengan Upaya Maksimalku?

YA ALLAH?
Jadikanlah Semua Cintaku Hanya UntukMU?
Semua Usahaku Hanya Untuk Meraih RidhaMU?

YA ALLAH?
Hidupkan Aku Dengan CintaMU?
Matikan Aku Dengan CintaMU?
Bangkitkan Aku Dengan CintaMU?
CintaMU Bagiku Adalah Segala-galanya?

Oh Rabbi?
Jika Cintaku Kau Ciptakan Untuk Dia
Tabahkan Hatinya
Teguhkan Imannya
Sucikan Cintanya
Lembutkan Rindunya

Rabbi....
Jika Hatiku Kau ciptakan Untuk Dia
Penuhi Hatinya Dengan KasihMU
Terangi Langkahnya Dengan CahayaMU
Bisikkan Kedamaian Dalam Kegalauan
Temani Dia Dalam Kesepian

Rabbi...
Kutitipkan Cintaku PadaMU Untuknya
Resapkan Rinduku Pada Rindunya
Mekarkan Cintaku Bersama Cintanya
Satukan Hidupku Dan Hidupnya
Dalam CintaMU?
Sebab, Sungguh Aku Mencintainya KarenaMU..

KREBET JUGA PUNYA…

-->
Krebet yang identik dengan banyak kekurangan ternyata bisa mempersembahkan sesuatu yang mungkin tidak dimiliki oleh desa lain. Sebagai bentuk partisipasi anak, Krebet mempunyai paguyuban yang bernama “ Paguyuban Anak Krebet ”. Paguyuban tersebut sekarang sedang mempersiapkan sebuah event yaitu Pentas Kethoprak yang disponsori oleh Gema Surya Radio dan bekerja sama dengan Pusar Ponorogo sebagai sarana pendukung event tersebut.
Tak hanya anak-anak Krebet saja yang ikut serta dalam kegiatan itu, tetapi juga anak Sidoharjo. Walau sekarang Sidoharjo sudah mempunyai paguyuban sendiri, KOMPAS ( Komunitas Anak Sidoharjo), tetapi untuk lebih memaksimalkan potensi anak Sidoharjo, gak ada salahnya kan kalau mereka saling kerja sama?!
Untuk lebih mematangkan persiapan, semua anak yang tergabung dalam Sanggar Seni Kethoprak Krido Manggolo itu mengadakan latihan rutin setiap Minggu pagi dan Rabu sore di Balai Desa Sidoharjo. Walau mereka berasal dari daerah yang berbeda, dalam setiap latihan mereka terlihat sangat kompak dan nyaris tidak ada perbedaan sedikitpun di antara mereka.
Selain itu, kegiatan tersebut menuai respon positif dari warga sekitar. Ada beberapa warga yang rela meluangkan waktunya hanya untuk melihat bagaimana latihan kethoprak yang diikuti oleh ± 30 anak tersebut. Tak mau kalah, anak-anak sekitar Balai Desa Sidoharjo pun ikut berpartisipasi melihat latihan kethoprak itu.
Rencananya, Pentas Kethoprak ini akan diadakan ± empat kali dalam empat bulan ke depan di Radio Gema Surya. Nah, sebagai awal pentas, anak-anak Sanggar Seni Kethoprak Krido Manggolo mengambil judul Jaka Kendil. Dan sebagai langkah awal, untuk melatih mental pemerannya, mereka terlebih dahulu akan mementaskan judul tersebut di Balai Desa Sidoharjo yang akan dilaksanakan pada pertengahan April ini.
Usut punya usut, jika penampilan perdana mereka di Gema Surya Radio kelak sukses dan berhasil, maka anak-anak Sanggar Seni Kethoprak Krido Manggolo akan dikontrak oleh Gema Surya Radio untuk menampilkan sandiwara kethopraknya setiap bulan di Gema Surya Radio.

Tulisan ini diterbitkan di majalah Paguyuban Anak Ponorogo (lupa tahun berapa).

Cerpen: HE… HE… HE… AKHIRNYA, I GET IT!!!

“Kak Diztra, nanti aku mampir ke rumah Kakak, setelah itu Kakak ikut aku ke rumahku ya?”harap seorang anak yang mulai beranjak dewasa, Vira.
“Okey, Viraku, cantikku…”
Beginilah percakapan yang biasa dilakukan oleh dua anak yang bagaikan air laut dengan garam. Gak bisa dipisahkan de…
Mereka baru saja pulang dari Australia. Dari kecil, mereka diajari bahasa Indonesia secara aktif oleh orang tuanya. So, dalam urusan bicara bahasa Indonesia, yakinlah kalau lafadz mereka sangat fasih.
Emang, Vira adalah anak yang cantik, anak yang gak materialistis, dia dibesarkan dalam lingkup keluarga yang tercukupi. Walaupun begitu, tak sedikitpun rasa sombong dalam benaknya, yang sekaligus dapat menjadi nilai positif dalam dirinya.
________________________________________
One day, sebuah pesta diadakan di lingkungan Vira. Diztra tak luput dari banyaknya hadirin yang hadir.
“Vir, Vira…”. Suara seseorang yang sudah tak asing lagi di telinga Vira.
“Kak Diztra…”balas Vira sembari mencari sumber suara yang memanggilnya.
“Hai Vir, pa kabar? Kita kok ketemu di pesta seperti ini ya? Kok gak ketemu di sebuah tempat yang romantis? Padahal, aku pengin…”
“Apaan sih. Kabarku baek, Kakak juga baekkan? Nie pesta kakaknya temenku. Emang temen kakak juga ya?”
“Kabarku juga baek. Ni pesta temenku. Ntar dulu ya, aku mau nemuin pengantinnya, sapa tau setelah aku ngucapin selamat, aku bisa dapat cewe’ cantik, kaya’you.”
“Ah, Kakak. Dah sana temuin pengantinnya daripada nyliwur gak karuan.”
“OK!!! Bye…”
“Hai Vir?”Sapa seorang lelaki yang dilihat dari suaranya adalah seorang yang gagah.
“Hai… Eh, Kak Fian. Gak nemuin pengantinnya? Ko’di sini.”
“Aku dah nemuin pengantinnya ko. Tadi yang bicara ma kamu di sini sapa Vir?”
“Oh, itu Kak Diztra.”
“Siapa kamu? Temen ato…”
“Temen sepermainan. Aku dulu selalu maen ma dia. Kami bagaikan adik dan kakak.”
“Bener?”Mulai Fian mengintrogasi Vira.
“Hayo, cemburu ya? Kak, aku ini masih kecil. Eitt, jangan panggil aku anak kecil.”Vira menenangkan suasana. Menenangkan suasana?
“Gak ko, cuma tanya ja.”
“Bentar ya Kak, aku mau ke belakang dulu coz da urusan dikit.”
Mulailah Vira merasakan kehidupan yang jauh berbeda dengan kehidupannya dulu di Australia. Sekarang ia tak biasa ngomong bahasa Inggris.
________________________________________
Keesokan harinya, Diztra datang ke rumah Vira, seorang diri. Ketika itu, Vira di rumah juga gak da temen karena ortunya pergi ke luar kota, ada tugas kantor.
“Kak Diztra?”
“Hai Vir, ko’ bengong gitu? Kaya’liat cowok ganteng aja.”
“PeDe amat, aku gak bengong ko’cuma melongo ja...”
“You gak berubah ya Vir, dari dulu sampe sekarang tetep asyik.”
“Vira is Vira. Bukan Vira is Diztra.”
“Maksud loe?? Aku seneng banget deh Vir you ngomong gitu.”
“Ngomong pa? Kaya’e aku sama ja, ngomong ke cowok laen juga seperti itu.”
“You dah jadi play…”
“Stop!!! Silahkan lanjutkan ceramah Anda setelah pesan-pesan berikut. Saudara Diztra, saya berpesan kepada Anda supaya bicara dengan nada yang sopan karena yang play-play bukan cuma saya. Anda juga playboy, bahkan Anda lazim disebut Playboy cap Sapi!!!”
“Ye… Siapa yang playboy? Aku tadi tuh hanya pengin ngomong kamu sekarang dah tahu play love ato bermaen cinta.”
“Dah ah! Ngomongin yang laen aja.”
“Denger-denger computer you punya aplikasi baru ya?”
“Ya iyalah…”
“Maen donk!!!”
Persahabatan adalah ikatan yang saling memanfaatkan. Ya gak??!
“Eh, da tamu. Silahkan masuk Kak!” sapaku pada pria terkeren di lingkunganku.
“Makasih!”
“Kak Diztra, nie aku kenalin. Ini kak Fian, rumahnya Jl. Mawar Berduri.”
“Hai, aku Diztra, temen dekete Vira…”
“Fian.”
“Vir, malem minggu da acara gak?” Tanya Diztra.
“Ada gak ya? Bingung ne…”
“Vira mo jalan-jalan ma aku Diz..” ucap Fian tiba-tiba.
“Bener Vir?”
“?????????, gak tau.”
Yah, suasana makin memanas, lebih baek kita pasang AC berkekuatan ganda.
“Kok gak tau si?”
“Vir, kamu kemaren kan udah janji ma aku, kita mau jalan-jalan ke taman.”
“I… Iya. Sorry ya kak Diztra, aku mau jalan ma kak Fian.”
“Iya de… Kali ini aku yang ngalah. But kapan-kapan kita keluar yach?”
“Oche….”
________________________________________
“Kak Fian, ngapa kakak ngomong kalo kita mau jalan-jalan? Kita kan gak ada janji.” Kataku sok disiplin.
“Vir, aku mau ngomong ma kamu.”
“Dari tadi loem ngomong ya?”
“Nie ngomong beneran. Kamu jawab yang jujur ya?”
“Insya Allah aku jujur kalo aku mampu jujur pada Kak Fian.”
“Vir, sejak aku kenal kamu, sejak aku temenan ma kamu, kamu ngerasa gak ada sesuatu yang aneh di diriku?”
“Gak da tuh. Mulai aku dateng kesini, kakak dah jadi anak keren. Sekarang pun kakak masih tetep anak keren, di lingkungan sini.”
“Bukan itu yang aku maksud.”
“What?”
“Aku cuma pengen ngomong, ehm… I’m to you Vir! ”
“Do you seriously?”
“Very serious!!!”
“Kalo ini aku belum bisa jawab sekarang. Eh, ada roti bakar. Beli yuk?”
“Kamu suka roti bakar? Aku juga suka. Berarti kita serasi donk! Pertanyaanku tadi gak usah kamu jawab aku dah tau kok jawabannya!”
“Apa coba?”
“Ya kita sekarang dah resmi.”
“Iya, dah resmi jadi tetangga… Kak, aku belum bisa jawab sekarang, aku lom bisa berfikir jernih saat ini.”
“Kapan-kapan ja gak pa-pa kamu jawabnya. Yang penting jawaban kamu mutualisme.”
“Gampang!!!”
________________________________________
Hari-hari Vira lewati dengan penuh warna, tapi buram. Entah apa yang dipikirkannya. Wajah yang biasa tersungging manis, kini berubah jadi akar-akar yang tak sempurna. Pipi merah meronanya, berubah menyerupai bulan, halus tak halus. Mondar-mandir gak karuan. Akhirnya……
“Kak Fian, maaf aku gak bisa jadi seperti yang kakak inginkan. Aku masih pengen sendiri.” Ucapku dengan nada setengah hidup.
“Maksud kamu?”
“Ya, aku gak bisa…”
“Tapi aku dulu kan pengen jawaban kamu yang mutualisme Vir?”
“Kak, ini yang terbaik buat kita berdua. Kita mungkin belum dipertemukan Tuhan saat ini.”
“Em… Gak apa, yang penting aku dah tau jawaban kamu yang sebenarnya, jadi kan nggak menggantung.”
“Kak, makasih ya kak? Kakak nggak marah dengan jawabanku.”

“Vir, pa yang kamu omongin dengan Fian kemaren?”
“Rahasia donk!!!”
“Ya udah kalo rahasia. Keluar yuk Vir?!”
“Kemana?”
“Ke rumahku.”
“Sekarang?”
“Yup! Sekarang!”
“Okey…!!!”
Di rumah Diztra…
“Vir, kamu mau minum pa?”
“Pa aja yang penting kakak yang buat!!”
“Air putih aja ya?”
“Hah?! Masa’gadis cantik kaya’aku gini dikasih minum air putih? Cape’dech…!!!”
“He… he…”
Sesaat kemudian…
“Nieh… Jus melon special buat Vir…us!!”
“Kurang ajar,,, tapi rasanya enak kok”
“Vir.. I love you Vir!!! Sejak aku bener-bener mengenal kamu, aku mulai sadar bahwa kamu adalah seorang gadis yang sejak lahir aku cari. Kamu yang cantik, periang, baik hati…”
“I love you too Diz!!!”
“Beneran Vir??”
“Kak, mulai aku beranjak dewasa, makin hari aku makin tahu apa artinya cinta, yang sering dibilang orang tu cinta hanya buat luka… Tapi aku yakin, cinta yang hadir disampingku ini adalah cinta sejatiku!!!”
“Yuhuuuuuuuuuuiiiiiiiiiiiiiiiiii!!!!!!”

Friday, March 13, 2009

Poem: OCEHAN CINTA

-->
Dan, berikan kasih sayang dengan tulus
Kepada, yang pantas mendapatkannya

OCEHAN CINTA

Seorang teman berkata, “Cinta itu bagaikan fatamorgana”.
Tapi, apakah benar cinta yang kurasakan seperti fatamorgana?
Tak pernah ada dalam setiap keadaan, selalu ada dalam ketiadaan.

Kudengar dari sorot-sorot mata bijak, kujadikan cintaku seindah laut di Sahara, yang hanya bisa kulihat bersama Sang Kekasih.
Ketahuilah! Engkaulah kekasih dambaan hati. Di dalam hatiku segala sesuatu benar-benar terjadi.
Lalu kepada siapakah harus kubertanya tentang misteri kesucian cinta?

Cinta adalah pengetahuan surgawi yang menyalakan mata kita dan menunjukkan sesuatu.
Seperti para Dewa melihatnya. Seperti cahaya gaib yang bersinar dari kedalaman kehidupan yang peka dan membentahkan segala yang ada di dalamnya. Penuh warna, tumbuh di dalam hati, seperti bunga-bunga nisan di musim semi dan buah-buah anggur di musim panas.

Cinta adalah keindahan yang tak terejewantahkan.
Bagai telaga yang memantulkan kerlipan bintang-bintang. Namun tak pernah bintang-bintang di atas sana mengungkapkan apa yang dia ketahui melalui pesona bintang.

Cinta lebih lembut dari helaian nafas lembayung Bali dan lebih dahsyat dari badai.
Dialah kenyataan yang tetap menjadi misteri.
Cinta adalah harapan dan cita-cita.
Cita-cita yang tak hanya untuk dilamunkan saja. Sebab hidupmu tak akan bahagia. Cinta butuh pengorbanan waktu, langkah, dan hati.

Cinta adalah tangis.
Tangis saat merindu, tangis duka, tangis kecewa karena kau tak dapatkan apa yang kau minta.
Cinta tak ada hubungannya dengan apa yang kau dapatkan melainkan dengan apa yang akan kau berikan, yaitu semua hal.

Cinta itu buta.
Dimana pecinta tak pernah tahu apa yang akan menyambutnya. Dia tak dapat membedakan mana hitam dan putih. Dia tak pernah tahu dimana dia berada. Dia tersesat. Sang Kekasihpun tak sanggup membebaskan dari ketersesatannya.

Cinta itu duka.
Duka yang tersembunyi di balik senyuman. Senyuman penuh luka, karena kekasih dambaan hati terbang dan hinggap di sangkar yang lain. Irikah aku?
Bukankah iri hati seorang sahabat menunjukkan rasa cinta! Telah jatuh cintakah aku padanya?!
Aku tak pernah mengerti, mengapa selalu ada cinta dalam hidup!
Apakah ini sudah menjadi garis kehidupan dari Sang Pencipta yang tak mungkin dapat kita hindari?!

Hidup adalah pesan tersembunyi, isyarat yang tak kan mengerti, jalan tanpa jejak, waktu, dan langkah yang tak pernah berhenti.
Memburu hidup adalah satu-satunya pintu menuju kekalmu.
Hidup tiada berarti tanpa cinta, seperti malam tanpa bintang.

Cinta itu seni.
Berasal dari apresiasi Sang Pecinta. Dia tak pernah berdusta. Datang dari lubuk hati yang paling dalam, hinggap di menara hati Sang Pujaan.

Kehidupan adalah surga yang mana pintu gerbangnya adalah kebersihan hati yang penuh cinta dan kasih sayang.
Kehidupan memiliki dua sisi, yang satu suka dan yang satunya duka. Cinta berada di antara kedua sisi tersebut.

Cinta datang tiba-tiba.
Tanpa permisi dan kompromi. Dia tak mengenal waktu, musim, bahkan tak pandang bulu.
Seperti datangnya, cinta pergi tanpa pamit, seolah dia tak pernah mengindahkannya.
Dia tak pernah peduli dengan apa yang telah dilakukannya.


Kini aku tahu arti cinta.
Ku pun telah memahami apa yang tersirat dibalik tatapan matamu.
Dan telah ku mengerti apa yang tersembunyi di balik hatimu.

“Ku tanam keyakinan di kedua bola matamu, ku tabur kasih di lembut wajahmu, ku semai cinta di lipatan hatimu, semoga aku tak salah memilihmu…”
-->
10 Mei 2006
Made by My Soulmate : Cachi, Adel, Kodoq Jelek, and Bebe.
---LOVE YOU ALL---