Thursday, February 11, 2016

Early 2016 Happiness

Current great people I am working with.

Tuesday, January 27, 2015

Bakti Nusa UI Angkatan 4

Assalamualaikum :D

These are people I am currently working with.


Left to right.
Jhane (HIPMI), Silvia (KSM), Kak Monica (Manajer BAUI ketje), Kak Ditha (UIAC)
Rendra (BEM FK), Kak Fariz (SALAM), Kak Ivan (BEM UI 2014), Ari (MWA), Taufik (BEM UI 2015)

Friday, December 26, 2014

Kebun Raya Bogor Bound

Hey! It has been a while since I wrote the last post on this blog. Lemme write something rrreally special today! I went to KRB again after yearssssss xoxo

These are some pics I want to share :3 *sebenernya ini juga dilatarbelakangi oleh dorongan impulsif untuk menghabiskan kuota Bolt sih* *ceritanya besok mau pulkam, yayaay!*



WELCOME to Kebun Raya Bogor! *hearts*

Teratai Raksasa
Mind this pic. *suka aja ama candidnya, ehek*
Going towards tempat Outbound, tapi akhirnya ga nemu flying fox yang diharapkan

Orchid Nursery
On our way to Jembatan Merah xoxo
Selfie at Jembatan Merah 
Me. At Jembatan Merah.
Final Destination!


Thank you so much for today, gengs!
I had rrreally fun!

Monday, September 08, 2014

In an urgent need to post about this.



The Association of Southeast Asia Institutions of Higher Learning (ASAIHL) 2013
International Conference, Colombo, Sri Lanka

cc: Kak Feisal, Kak Shahnaz (seharusnya ada cerita yang dipost sejak 2013 Kak, maafkan daku, haha)

Sunday, September 07, 2014

When You Say Nothing At All

-Ronan Keating-

It's amazing how you can speak right to my heart
Without saying a word you can light up the dark
Try as I may I can never explain
What I hear when you don't say a thing

The smile on your face let's me know that you need me
There's a truth in your eyes saying you'll never leave me
The touch of your hand says you'll catch me wherever I fall
You say it best, when you say nothing at all

All day long I can hear people talking out loud (oh?)
But when you hold me near (oh, hold me near)
You drown out the crowd (drown out crowd)
Try as I may I could never define
What's been said between your heart and mine
The smile on your face let's me know that you need me
There's a truth in your eyes saying you'll never leave me
The touch of your hand says you'll catch me wherever I fall
You say it best, when you say nothing at all?oh

The smile on your face let's me know that you need me
There's a truth in your eyes saying you'll never leave me
The touch of your hand says you'll catch me wherever I fall
You say it best, when you say nothing at all
You say it best, when you say nothing at all
You say it best, when you say nothing at all

(The smile on your face)
You say it best, when you say nothing at all
(The truth in your eyes)
(The touch of your hand)
You say it best, when you say nothing at all
(Let me know that you need me)
You say it best, when you say nothing at all (nothing at all)
You say it best, when you say nothing at all (nothing at all)
You say it best, when you say nothing at all (nothing at all)

Tuesday, August 12, 2014

Cerita Perjalanan Research Camp 2013

Research Camp 2013 adalah awal dari sebuah persahabatan.
Titik puncak dari kenyamanan menjadi anggota KSM.
Yes! Turning point dari kehidupanku selama disini.

Semua berawal dari kedatanganku pada suatu krida di sekre KSM.
Saat itu hari Rabu, aku memang sudah berniat untuk mencari tahu tentang Open Tender Research Camp 2013. Setelah selesai krida, aku bertanya kepada Kak Adit mengenai program ini. Jujur, aku masih belum mengenal program ini secara mendalam. Tak disangka, Kak Adit menjelaskan program ini dengan panjang lebar, sampai akhirnya ia memintaku untuk mencoba mengikuti seleksi open tender itu. Saat itu ingat benar aku mengajukan pertanyaan, “Apakah boleh Research Camp diadakan di Jawa?”. Kak Adit menjawab boleh. Lalu dengan berani aku mengajukan Ponorogo sebagai lokasi penelitian. Selain karena urgensi Kampung Idiot di Ponorogo, lokasi ini aku pilih karena urusan pribadiku yang iri akan kedatangan mahasiswa dari M*lang yang melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat serupa di daerahku. Iya, rasa iri itu muncul karena mahasiswa itu bukan orang Ponorogo, dan sebagai putra daerah seharusnya aku lebih peduli dibanding mereka. Namun, apa boleh dikata. Ternyata NTB memiliki daya tarik lebih dibanding Ponorogo. Tidak ada rasa penyesalan sedikitpun dalam benakku ketika Ponorogo tidak terpilih sebagai lokasi RC. Aku membayangkan alangkah indahnya melakukan penelitian bersamaan dengan berwisata di pulau seribu masjid itu.
Menjadi bagian dari RC 2013 berawal dari sebuah perjalanan di malam hari dari Pusgiwa menuju Kutek. Saat itu ada Kak Andre, Nuri, dan beberapa teman lainnya. Di tengah-tengah pembicaraan mengenai konsep RC 2013, tetiba Nuri menawariku untuk menjadi Wakil Ketua Pelaksananya. Aku cukup terperangah karena aku pikir Nuri sudah menyiapkan timnya sejak sebelum ia mendaftarkan diri untuk mengikuti open tender. Pinangan itu baru aku jawab keesokan harinya setelah mempertimbangkan kegiatan-kegiatanku yang lain. Akhirnya kami pun jadian. *Elah*
Beberapa hari setelah berdiskusi mengenai konsep RC 2013, aku berhasil menyelinapkan Nuri untuk tidur di kosanku (dulu masih di Puri Astuti). Semalaman kami berdiskusi mengenai struktur kepanitiaan RC 2013. Kala itu, aku masih belum terlalu dekat dengan Nuri, jadi masih muncul sikap canggung di antara kami berdua. Aku mencoba untuk memperkenalkan sikap-sikap yang ada dalam diriku, sehingga akan mempermudah cara kami berkomunikasi. Apalagi aku adalah tipe orang yang tidak biasa begadang, beberapa kali dengan tidak sengaja (mungkin) aku ketiduran di tengah-tengah diskusi. Namun, Nuri menerimanya dengan senyuman simpul. Pagi harinya, struktur kepanitiaan dan jobdesc dari masing-masing departemen berhasil disusun. Insight yang aku dapat dari bermalam bersama Nuri adalah mengategorikan Nuri ke dalam orang yang serius dan susah bercanda. Beberapa kali aku mencoba untuk membuat candaan dan hasilnya selalu nihil. Tanggapan paling maksimal yang diberikan Nuri adalah, “haha”. Lalu dalam hatiku muncul keinginan untuk mengubah Nuri menjadi orang yang lebih terbuka dan suka bercanda *keliatannya sekarang udah berhasil deh, :3*
Setelah struktur dan jobdesc siap dipublikasikan, kami melakukan perekrutan anggota, staffing, rapat pleno, dan rapat bidang. Semua kegiatan itu berjalan seperti tipikal kegiatan di kepanitiaan lain. Setelah memastikan semua berjalan dengan baik, atas izin Nuri dan Kak Andre, aku pulang kampung ke Ponorogo untuk melaksanakan kewajibanku sebagai anak yang berbakti kepada orang tua. Suatu malam, aku ingat betul saat itu aku baru pulang dari masjid, aku menerima sms dari Nuri yang mengatakan dia akan pergi ke NTB untuk advance. Kaget bukan kepalang hamba Ya Allah! Aku buru-buru mengisi pulsa telepon lalu menelepon Kak Andre terlebih dahulu untuk menanyakan komentarnya terkait hal ini. Kak Andre juga sedikit bingung dan kurang setuju karena advance ini terkesan sangat dadakan dan kurang persiapan. Setelah selesai bertelepon dengan Kak Andre, aku langsung menghubungi Nuri. Katanya, dia akan berangkat ke NTB seminggu lagi, SENDIRIAN! Ia menyatakan hal itu dengan yakin. Bahkan ia sudah membeli tiket berangkat. Aku menanyakan segala macam surat menyurat yang dibutuhkan untuk perizinan. Katanya, surat dari rektorat bisa menyusul, yang paling penting adalah surat dari KSM. Toh, disana juga ada Ela. Dengan kurang bahagia aku menerima keputusan Nuri. (curhat ya) Sedihnya, sebelumnya Nuri tidak menceritakan kalau ia akan berangkat advance seminggu lagi. Bahkan tidak bercerita ketika ia memesan tiket perjalanannya. Tapi karena tiket sudah dibeli dan surat perizinan juga sudah siap. Apa mau dikata. Aku tetap menyemangati dan mendukung Nuri 100%. Hehehe. Tapi it’s all back to alright. Alright. Alright.
Beberapa saat setelah Nuri kembali dari advance, kami melakukan pematangan konsep. Anggota RC dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan isu yang dipaparkan Nuri dari hasil advancenya. Selain itu, kami juga disibukkan dengan berbagai macam kegiatan pencarian dana (danus), mulai dari menonton acara TV, berjualan baju bekas, berjualan kue di kampus, dan berjualan makanan dan minuman di sekitar Rotunda dan menyebarkan proposal sponsorship di beberapa perusahaan. Tak disadari, kegiatan pencarian dana yang menyita banyak waktu kami ini justru menjadi kegiatan paling berkesan karena perjuangan mempersiapkan benda-benda yang akan dijual mengharuskan kami untuk berkumpul lebih lama sambil bercanda ria…di dapur Puri Astuti. Aih, kosan itu, jadi kangen.

Proses Pembuatan Research Design
Aku tergabung ke dalam kelompok penelitian mengenai remitansi. Sekelompok dengan Edy, Hafiz, Kak Adit, dan Kamilah. Pembuatan reasearch design ini cukup menyita waktu mengingat itu bukan materi yang biasa aku pelajari sehari-hari di kampus. Namun, aku anggap ini suatu tantangan dan pembelajaran baru. Kami menjamah berbagai macam tempat untuk berdiskusi mengenai penelitian ini. Sampai pada suatu malam tanggal 31 Desember 2013, aku dan Edy masih berkutat mengerjakan Bab I di FH >< Dan yeah! Kami mendengar riuhnya kembang api perayaan tahun baru dari bangku di depan mushola FH. Iya, FH.
Research design kami mengalami beberapa revisi dari dosen pembimbing. Revisi ini mengharuskan kami terus mengupdate gdocs dan melakukan pembagian kerja yang baik. Aku selalu berusaha untuk menyeimbangkan peranku sebagai anggota tim penelitian dan peranku sebagai Wakil Ketua Pelaksana yang harus mengurusi berbagai macam hal yang lain. Untungnya, semua dapat berjalan seiya sekata. #pfffrt

Advance Kedua
D-DAY berangkat ke NTB!
Hari ini, aku, Ghivo, dan Ela akan pergi ke NTB lebih awal dibanding yang lain untuk advance kedua. Kami melakukan persiapan malam sebelum keberangkatan dengan berkumpul di teras kosanku. Iya, Puri Astuti. Hahaha. Kami makan nasi goreng Bang Bewo bareng dan makan pecel pincuk yang dibeli Ghivo. Ela bercerita kalau siangnya, ia baru saja terpeleset dan badannya sakit-sakit. Elaa, seharusnya kamu menolak untuk diajak kumpul kalau kondisi kamu kayak gitu >.< Anyway, kami berdiskusi hingga pukul 10 malam (batas waktu kosan ditutup) dan membuat janji untuk berkumpul di area Margonda untuk bersama-sama menuju bandara CGK.
*cut* *cut* *cut*
Kurang lebih 2 jam terlewati di udara, kami melupakan sejenak masalah yang terjadi pagi itu. Kami memenuhi udara di pesawat dengan canda tawan dan percakapan ngalor ngidul penuh makna. Dari sini aku mulai kenal lebih dalam tentang Ghivo dan Ela. They are amazing people! Literally, AMAZING! Kami berdiskusi mengenai banyak hal sampai tibalah waktunya untuk turun dari pesawat dan bertemu dengan Ibu dan Bapak Ela. Mereka sangat ramah. Kami disambut dengan berbagai masakan khas NTB. Saking enaknya, kami makan untuk kedua, ketiga, dst. Maafkan kekurang-behave-an kami Ela >.<
Beberapa hari advance kami habiskan untuk mendatangi kantor-kantor pemerintahan perihal perizinan kegiatan sekaligus berjalan-jalan untuk melihat lokasi yang bisa dijadikan tempat untuk berwisata ringan. Melakukan perjalanan bersama Ghivo berarti melakukan wisata kuliner. Kami (diberhentikan) oleh Ghivo ke tempat-tempat makan yang dikenalkan oleh Ela dan mencoba berbagai macam makanan khas NTB. Dari sini aku tahu kalau Ghivo adalah orang yang hobinya mencicipi berbagai macam makanan dalam waktu yang berdekatan >.< Heran juga kenapa dia bisa diet sebegitunya ya.

Pembangunan Rapport
Di sela-sela kesibukan itu, kami juga mendatangi warga sekitar untuk membangun kedekatan (rapport). Bukan hal yang susah untuk membangun rapport jika ada Ghivo disitu. Aku belajar banyak dari Ghivo mengenai cara membangun rapport yang baik. Tak heran jika hanya dengan beberapa hari disitu, Ghivo sudah menjadi idola para wanita. Saiq-saiq (tante) yang ada disana menjulukinya Afgan. *ga mau nyebutin alasannya, nanti berdosa kalau Ghivo takabur, hehe* Setiap malam kami berkumpul di teras rumah salah satu Saiq dan secara otomatis membuat saiq-saiq yang lain untuk turut bergabung ke dalam ‘perkumpulan’ itu. Dari situ aku mengenal lagu Bang Ocid prepet prepet prepet *Fyuh, thanks Ghivo!*. Ghivo melakukan sit down comedy dengan menggombal bersama saiq-saiq. Aku dan Ela hanya bisa tertawa. Terbahak-bahak. Dari situ aku mulai merasakan nikmatnya kehidupan berdampingan dengan masyarakat yang guyup rukun walaupun baru saling mengenal. Memberikan pengertian bahwa kami datang dengan tujuan baik yang ditunjukkan dengan tindakan-tindakan seperti itu mampu membuat warga berkenan untuk memberikan bantuan yang kami butuhkan. Berefleksi kepada diriku sendiri, tempat tinggalku di desa tidak serta merta membuatku mampu untuk langsung dekat dengan tetangga-tetanggaku. Sikapku selama ini ternyata menunjukkan bahwa diriku adalah orang yang kurang peduli dengan keberadaan mereka. Sekali lagi, thanks Ghivo! Ini pelajaran sangat berharga untuk kehidupanku.

Seminar dan Insiden Kebakaran
Pagi-pagi aku menyapu halaman rumah Ela ketika orang-orang yang lain juga sibuk memasak dan bersih-bersih rumah. Setelah semuanya bersih, aku duduk di teras bersama Ela dan Ghivo. Ada kabar. Gedung Sosiologi kebakaran. Kebakaran? Gedung Sosiologi? Kenapa sekaget itu? Karena ini adalah gedung yang hari ini juga akan dipakai oleh tim RC untuk mengadakan seminar pra-penelitian bersama dengan dosen pembimbing. Astaghfirullah. Setelah insiden tiket, muncul insiden kebakaran. Ada apa ini. Rasa sedih itu muncul lagi. Chat di grup RC menceritakan kekalangkabutan panitia untuk menyusun rundown baru dan mencari gedung alternatif. Kami bertiga berdoa. Semoga cobaan ini akan mempererat kekeluargaan keluarga KSM.

Insiden *X*
Hari ini adalah hari yang paling ditunggu-tunggu karena semua anggota RC akan berangkat ke NTB. Aku, Ghivo, dan Ela sudah mempersiapkan upacara pembukaan di Kantor Desa berikut jamuan makanan ringannya. Mulai dari jam 3 pagi grup whatsapp sudah dipenuhi oleh update keberangkatan menuju bandara oleh beberapa anggota RC. Kami semua semangat untuk bertemu di NTB! Beberapa jam kemudian, ada kabar kalau semua anggota RC sudah lengkap dan siap untuk memasuki loket check-in. Aku, Ela, dan Ghivo berdoa semoga proses itu dilancarkan hingga sampai di NTB dengan selamat. Namun, Allah berkata lain. *cut*
Kami mencoba untuk tetap berpikir jernih. Aku dan Ghivo duduk berjam-jam di tangga teras depan rumah Ela. Mencoba mencari solusi apa yang bisa dilakukan. Kak Adit menceritakan kronologis kejadian dengan detail. Nada suaranya tetap tegar. Aku tahu, itu Cuma suara yang dibuat Kak Adit supaya kami tidak terlalu khawatir. Kami tahu Kak Adit juga sedih dan khawatir. *cut* Aku tahu, perasaan-perasaan yang aku rasakan tidak sebanding dengan berbagai macam perasaan yang berkecamuk di kepala kalian. Beberapa jam kemudian, kami mendapatkan kepastian kalau mereka tidak bisa menyusul hari itu juga. Juga diputuskan beberapa anggota yang akan tetap berangkat dengan mempertimbangkan semua pengorbanan dan persiapan yang sudah dilakukan bersama-sama. Sayangnya Kak Adit, S4fira, Orin, Kamila, dan Imam tidak bisa ikut karena beberapa hal, *cut*. Aku, Ghivo, dan Ela kemudian mencari berbagai macam alasan yang akan diberikan kepada pengurus desa dan masyarakat sekitar yang sudah sangat berharap dapat bertemu kalian hari ini.

Menyambut Kedatangan Anggota RC
Pagi ini, Ghivo harus meninggalkan kami karena akan pergi umrah bersama keluarganya. You’ll be missed. Terima kasih petuah-petuah pembangunan rapportnya J Siangnya, aku dan Ela sangat siap menyambut kedatangan anggota RC yang lain. Mengingat semua perjuangan mereka di hari sebelumnya, aku bingung ekspresi apa yang harus aku tunjukkan kepada mereka. Sesaat kemudian mereka datang berbondong-bondong dengan bawaan masing-masing. Aku mendatangi mereka satu per satu dan memeluk erat Nuri. Nuri menangis. Aku juga ingin menangis. Tapi tidak boleh. Disaat seseorang menangis, maka kamu harus jadi seseorang yang tegar, orang yang mampu membuatnya tenang berada di samping kamu. Tanpa bercerita pun, kami sudah mengetahui apa isi perasaan masing-masing.
Sore itu hujan. Kami menuju rumah Ela menggunakan mobil bak. Kami menutupi barang bawaan kami dengan terpal. Kami melupakan sejenak semua beban. Semua air mata terhapuskan oleh rintik hujan di sepanjang perjalanan. Ah, kalian!
Setibanya di rumah Ela, aku kenalkan mereka satu per satu kepada masyarakat sekitar yang ternyata sudah berkumpul untuk menyambut kedatangan kami. Malamnya, kami melakukan rapat untuk mencurahkan semua isi hati masing-masing dan memperbaiki rundown acara.

Penelitian
Kemudian kami disibukkan oleh kegiatan utamanya, yaitu melaksanakan penelitian. Proses ini diliputi oleh segenap canda tawa bahagia. Ini yang membuat aku mengenal lebih dalam mengenai kalian satu per satu.
Nuri
Cewek satu ini adalah cewek ter-meticulous yang pernah gue kenal! Sebelum RC, doi adalah orang yang ga pernah basa-basi. Mungkin bercanda adalah kegiatan yang menghabiskan waktu menurutnya kala itu. Pernah suatu ketika gue lagi ngobrol masalah RC sama doi di telepon, beberapa kali gue mencoba untuk membuka percakapan yang lebih santai dan sedikit bercanda. Dengan jurus Avatar (anime favorit doi), doi langsung mengembalikan percakapan itu menjadi serius, serius sekali.
Namun, semua itu berubah ketika Negara api menyerang. Selama RC, doi udah terlihat mulai berubah. Doi beberapa kali bercanda, walaupun nada bicara dan isi dari bercandaan itu adalah penjelasan serius. Kami anggap itu bercanda :p Doi senang sekali menjelaskan segala sesuatu sedetail mungkin. Bercanda ama doi serasa belajar ilmu farmasi gratis, hahaha.  Mungkin karena itu, sekarang doi dikenal sebagai Kak Nuri polos kuadrat kuadrat kuadrat (ala S4fira,-*cewek yang juga dikenal atas kepolosannya*), HAHAHA. Nuri adalah orang yang mau belajar. Doi akan berusaha semaksimal mungkin tanpa menyerah untuk meraih apa yang ia cita-citakan. Sangat senang melihat banyak sekali foto kita berdua Nuri :*

Kak Adit
BAIK HATI. Ini ciri yang paling dikenal orang dari Kak Adit. Doi adalah Ketua KSM 2013 yang sangat mengayomi anak-anaknya. Karena *cut*, doi ga jadi berangkat ke Lombok. Doi harus mengurusi *cut* itu di Depok. Bukti pengorbanan seorang Ketua KSM. Kebaikan hati Kak Adit terlihat dari tindakan-tindakannya sehari-hari. Ketika danus, doi membawa sosis goreng (yang doi goreng sendiri di rumah) dan makanan lain, juga kotak es besar dari rumahnya. Doi juga menjajakan makanan danus ke sekitar Rotunda. Doi juga mendesain berbagai macam kebutuhan publikasi RC, mulai dari spanduk, banner, proposal, hingga kaos. Sebagai sesama anggota Geng Remitansi, doi gue kenal sebagai orang yang kritis. Semaleman suntuk kami berdiskusi mengenai penelitian kami. Semangat doi membuat (memaksa) anggota kami juga ikut semangat mengerjakan jurnal penelitiannya. Terima kasih Kak Adit :)

Edy
Awalnya, gue ga begitu kenal ama Edy. Doi terkesan pendiam dan jarang mengajak orang lain berkomunikasi. Agak sungkan juga awal-awal kerja sekelompok penelitian ama doi. Namun, semua berubah setelah Negara Inggris menyerang. *Kenapa Inggris? Karena doi pengen banget ke Inggris buat kuliah S2nya*. Lambat laun, doi terlihat mulai berani mengungkapkan apa yang ada di pikirannya. Doi adalah orang yang pinter. Apalagi bikin latar belakang proposal penelitian, sampai dipuji dosbing sebagai latar belakang terbaik :” Doi masuk ke dalam kategori orang yang gigih menurut gue. Itu terlihat ketika doi begadang sampai pagi untuk input data penelitian kelompok kami. Setelah mendengar cerita doi saat seminar kepemimpinan, gue tahu darimana kegigihan itu berasal. Semangat untuk Edinburg, Edy!

Kak Feisal
HAHAHA. Entah kenapa gue otomatis ketawa saat ngetik nama doi. “KSM sekarang egaliter ya!”, Fail Fei, SWGL, dan masih banyak istilah lain adalah hal tak terlupakan dari doi. Gue kenal deket ama doi ketika tergabung dalam satu tim konferensi. Setelah itu, kami tergabung lagi dalam kepanitiaan RC 2013. Huah! Lucu lah kakak 1 ini. Tiada hari kami tanpa ngecengin doi. *sungkem kami kak*. Kak Fei adalah orang yang baik, baik banget, mengerti kondisi orang lain, asik diajak curhat, dan tentunya, lucu (mungkin lebih pas, ‘sedikit konyol’) Hahaha. Doi pernah nanya, “Sil, kenapa sih gue selalu dicengin?”. Dengan yakin gue jawab, “Kak Fei dicengin sama anak-anak karena mereka sayang sama Kak Fei”. *ini jawaban serius loh Kak Fei*. Doi juga sering mengutarakan ungkapan-ungkapan aneh di tengah-tengah suatu percakapan. Tak pelak, hal itu sering membuat kami terpingkal-pingkal. Bahkan, melihat wajah doi pun kami bisa langsung ketawa. Entahlah dari mana doi mendapatkan aura positif itu. HAHAHA

Ela
Gadis berkerudung lebar ini adalah orang yang gue kenal sebagai orang yang sangat mensyukuri semua yang ada dalam dirinya. Doi mengingat hal-hal kecil bermakna yang mungkin menurut orang lain itu ga penting. Doi adalah orang yang so sweet. Doi pernah bilang, “Makasih Kak Silvia, aku belajar banyak banget dari kakak!”. It’s totally made my day, Ela!. Doi adalah tuan rumah RC 2013. Doi memastikan semua acara yang berkaitan dengan punggawa desa dan masyarakat sekitar berjalan dengan lancar. Walaupun masih terlihat malu-malu, tapi doi selalu mencoba untuk mengungkapkan apa yang ada di benaknya. Doi adalah orang yang mau belajar. I am so proud of you, Ela!

Kelly
Tipikal anak FH. Kritis. Doi adalah orang yang pinter nulis dan pinter berargumen. Kalau baru kenal, doi terkesan malu-malu dan pendiam. Namun, jika doi udah akrab sama yang lain, doi berani mengungkapkan semuanya. Gue kenal doi sebagai orang yang sangat menjaga perasaan orang lain, pekerja keras, dan mau membantu orang lain yang sedang dalam kesulitan. Sifat-sifat itu membuat doi ditawarin magang di Polsek Beji sama Pak polisi yang ada disana, hahaha

Ghivo
Nah ini nih Bang Ocid! Orang yang terbuka, baik banget, dan sangat rela membantu orang lain, walaupun kadang-kadang gue ngerasa doi memaksa dirinya untuk membantu orang lain itu. Doi cowok paling suka kebersihan yang pernah gue kenal >.< dan doi yang ngajarin gue untuk selalu berbagi dengan orang lain. Doi orang yang pinter. Selama jalan-jalan bareng doi di Lombok, ga bosen-bosennya dengerin penjelasan doi mengenai berbagai macam hal di dunia ini, hahaha. Suara dan wajah doi yang rancak bana membuat doi dengan sangat mudah dikenal masyarakat sebagai Mas Afgan. Dan doi menerima julukan itu dengan lapang dada. *peace* Sayang sekali doi ga bisa ikut RC sampai selesai. Seandainya doi ikut RC sampai selesai, mungkin doi akan bikin panggung konser di Lombok. :3

Kamilah
Kamilah. Cewek cantik berjilbab lebar. Pinter nyanyi *kapan wacana karaoke kita akan terwijud?* dan jago jawab pertanyaan OIM Quiz, hahaha. Selama perjalanan RC, kami berhasil mengenal satu sama lain dengan lebih dekat. Awalnya, gue kenal doi sebagai orang yang sedikit malu, namun sampai pada suatu titik, doi mampu mengungkapkan perasaannya dengan terbuka, ini yang gue suka dari doi. Kami sekelompok penelitian remitansi. Karena doi tidak bisa ikut ke Lombok, jadi doi sedikit banyak kurang mengerti mengenai beberapa perubahan yang kami lakukan setelah pengambilan data. Namun, doi berperan besar dalam kegiatan pembuatan proposal PKM-AI kami. Walhasil, PKM-AI kami mendapatkan pendanaan dari DIKTI. Lalala yeyeye. :D

Hafiz
Aldi Taher. Iya, itu julukan masyarakat Semparu buat doi, karena doi dianggap mirip sama Aldi Taher. Sebelum doi populer dengan julukan itu, doi sempat beberapa saat dikenal sebagai Ridho Rhoma. Anak-anak sekitar memanggilnya Om k e r i t i n g. Hahaha. Doi orang yang suka fotografi dan suka bajak status orang (whatsapp, bbm, facebook, twitter). Sayangnya gue pernah jadi korban pembajakan itu >< Doi juga orang yang kritis dan jago SPSS. Doi adalah orang tercuek di antara anggota RC.

Mia
Ceplas ceplos. Gue inget ketika doi menyatakan perasaan sedih dan kecewanya terkait *cut* kepada kami. Ceplas-ceplos ungkapannya bikin gue deg-degan kadang-kadang, hahaha. Tapi, still, you are the mom *maksudnya, tetep mamakeeeh* hahaha. Doi orang yang suka membantu, aih apalagi pas bantu-bantu masak sama Zopa, haha Doi juga yang ngajarin Sarah cara nyuci. Ke-Gresik-annya itu loh yang bikin kami kangen mamakeh, hahaha

Pepe
Pinter. Udah itu aja.
Buat gue, doi adalah orang pertama yang membaca e-book dalam laptop dengan posisi tidur, laptop dimiringkan, dan bertahan hingga tengah malam. Setelah berhari-hari melihat kebiasaan itu, gue mendapat insight bahwa membaca itu penting. I mean, literally penting. Penting, karena gue tau makna penting itu. Ga Cuma sekadar ungkapan belaka. Awalnya, gue agak canggung deket sama doi, tapi setelah Negara komunis menyerang *kenapa komunis? Entah kenapa tapi kalau inget doi, gue inget bahasan tentang komunisme*, akhirnya gue berhasil deket ama doi. Udah itu aja. Hahaha.

Sarah
Cewek satu ini…suaranya gaol getoh! Gue inget bener ketika doi selfie-selfie di pantai. Doi mengubah image gue terhadap orang-orang dengan penampilan seperti doi *maksudnya gimana? Yagitulah pokoknya* hehe. Doi suka nonton film di saat yang lain tidur-tiduran atau di saat yang lain sedang melakukan penelitian *eh. Doi pengen menjadi ibu yang baik. Tapi perlu belajar cara mencuci dan melakukan pekerjaan rumah tangga yang lain. Doi juga suka fotografi, hasil jepretan doi keren-keren broh! Dan saking seringnya ngomongin proposal-peoposal perkawinan, doi diprediksi akan menjadi anggota RC pertama yang akan mendapatkan piala bergilir KSM.

Zofa
“Zof, telponin Imam Zof”. HAHAHA. Awalnya, gue sempet takut deket sama doi. Tapi setelah beberapa kali ngobrol bareng, doi orangnya baik bangeeets. Sayangnya beberapa sikap yang doi tunjukkan menarik orang lain buat ngebully doi. Misalnya hobi doi main Pou sampai lupa waktu, ini yang paling sering jadi bullyan. Tapi, don’t you worry Zof, bully tanda sayang, kan? *lirik Kak Fei. Doi adalah cowok yang rajin. Doi selalu bangun paling awal, langsung mandi, Salat Subuh, terus duduk-duduk di ruang tamu menunggu panggilan makan pagi sambil menyanyi. Gimana gue bisa tahu kebiasaan doi? Yeah! Ini namanya keluarga :D

Eno
Cewek satu ini jago desain grafis. Doi adalah orang yang paling sering nanya ke gue, “Gimana sih Kak cara membantu orang lain menumbukakn jiwa kreatifnya? “ Yea, doi adalah orang yang ingin orang lain punya tingkat kekreatifan sama seperti doi, jadi kalo organisasi membutuhkan poster dan spanduk untuk didesain, doi bisa mengamanatkannya kepada orang lain itu. Hahaha. Enooo Enooo. Doi pernah ngajak gue ke FH untuk dapat makanan gratis sambil ngerjain desain jurnal. Terima kasih Eno, I appreciate it! Doi suka banget sama kopi. Apalagi kopi 78. Cocok untuk menemani hari-hari doi yang penuh dengan tugas di depan laptop.

S4fira
Gadis lembut nan polos. S4fira namanya. Kalo ketawa sambil megangin perut :D Doi adalah orang yang paling sering melihat wajah *cut* secara langsung. Doi adalah orang yang tidak pernah menyakiti perasaan orang lain. Doi mencoba untuk selalu ada untuk membantu orang lain. Peran besarnya dalam RC sebagai saving collector membuat doi harus berkutat dengan sekian banyak uang, baik cash maupun non-cash. Catatan keuangan RC yang ada di doi tersusun rapi sehingga kami tidak begitu repot ketika membutuhkan rekap data keuangan. Doi adalah orang yang mau belajar. Cutie pie S4fira :3

Orin
Aksen Malang khas Orin emang selalu diingat. Doi adalah beauty peagant yang rajin, mau berkorban untuk organisasi, dan mengerti kondisi orang lain. Sayang sekali, doi tidak bisa ikut ke Lombok karena insiden X. Untungnya, rasa cinta doi tetap kami rasakan selama melaksanakan penelitian disana. Dalam proses danus, doi yang paling sering meramu puding khas RC yang akan dijual keesokan harinya. Doi berperan besar dalam kelancaran pelaksanaan RC 2013. Hugs Oriiin {}

Imam
Orang yang paling dibutuhkan Nuri selama penelitian kelompoknya. Sayang sekali, doi tidak jadi berangkat ke Lombok karena insiden X. Namun, walaupun raga tak di tempat yang sama, suara tetap bisa menjadi pengganti. Doi selalu dihubungi Nuri untuk menanyakan penelitian kelompoknya (via Zofa). Doi adalah orang yang pendiam, rajin, dan sangat rajin. Penggemar Korean Wave ini beberapa kali menjadi penyetok Running Man gue. Thankso Imam! :D

Aa’ Rahman
Selama proses penelitian, kami sangat dibantu oleh keluarga Ela, terutama Bapak Ela. Beliau yang mengenalkan kami kepada masyarakat sekitar sehingga mereka mau untuk kami wawancarai dan memberikan informasi yang sebenarnya. Lebih dari itu, Bapak Ela juga meminta kepala dusun sebelah untuk mengumpulkan masyarakatnya di masjid terdekat untuk memudahkan kami mencari informan. Lucunya, malam ketika kami diajak ke masjid untuk wawancara, baru saja halaman masjid itu digunakan untuk perayaan Isra’ Mi’raj, sehingga masih ada panggung beserta sound systemnya disana. Pada saat kami memasuki area masjid, tiba-tiba terdengar suara musik (cocok untuk musik acara pernikahan). Seketika anggota RC mulai ngeceng-cengin aku. Kenapa? Karena paginya, aku mewawancarai seorang informan bernama Rahman, selanjutnya disebut Aa’ Rahman, hehe. Saat aku mewawancarai Aa’ Rahman, tiba-tiba terdengar celetukan dari ayah Aa’ Rahman yang juga ada bersama kami untuk menjodohkan aku bersama Aa’ Rahman, hahaha. Dari situlah muncul julukan Alfamart lah, Indomaret lah – yang aku baru tahu artinya (buka cabang dimana-mana) setelah beberapa hari kemudian.

Bukit Bakan
Keesokan paginya, kami bersiap-siap untuk olahraga pagi ke Bukit Bakan. Olahraga pagi ini dilaksanakan untuk menghapuskan julukan WACANA untuk RC 2013. Kami menyusuri jalanan dengan berjalan kaki. Sesampainya di atas bukit, kami berfoto ria dan kembali berjalan pulang. Di tengah perjalanan, tiba-tiba datang hujan. Kami berteduh di depan sekolah lalu meneruskannya di satu warung kecil dan membeli pisang goreng yang dijual. Ternyata wisata kuliner pagi itu tidak hanya berhenti sampai disitu, kami berhenti di tempat makan super murah dekat dengan rumah Ela. Sesampainya di rumah Ela, kami berniat untuk mengelabui Kak Feisal sedemikian rupa sehingga kami berhasil menceburkan Kak Feisal ke kolam yang terletak di samping kanan rumah Ela. Setelah beberapa trial, akhirnya kami berhasil menceburkan Kak Feisaaaal! Yaaaay! Sayangnya, beberapa saat kemudian, ada 4 lelaki gagah yang juga berhasil melemparkan badan saya ke kolam yang sama. *huh, makasih ya!*
Selama tinggal di NTB, waktu makan adalah waktu yang paling ditunggu. Hal yang paling teringat dari sesi makan adalah ketika Zofa selalu dibully terkait insiden lauk *gamau nyeritain ah*. Selain itu, juga observasi saya kepada cara para lelaki mencuci piring. Peringkat pencuci piring terbersih diraih oleeeeeeeeh….Edyyyyy! Hahaha *penting banget diceritain*

Terima kasih, Bupati Lombok Tengah.
Hari-hari terakhir di NTB kami agendakan untuk berwisata. Kami menaiki carry untuk menuju alun-alun Kota Praya. Seingat aku hari itu adalah hari Jumat. Setelah selesai berfoto-foto di alun-alun, kami ingin meneruskan perjalanan ke rumah makan Inaq Esun, rumah makan yang sangat terkenal dengan nasi balapnya. Kami ingin menuju lokasi itu dengan berjalan kaki. Sesampainya di depan sebuah panggung khas NTB, kami ingin berfoto sebentar disana. Saat itu ada beberapa bapak-bapak yang sedang memindah-mindahkan kursi. Langsung aku meminta izin kepada salah satu bapak yang kami temui untuk berfoto. Bapak itu kemudian menanyakan asal kami. Lalu secara singkat kami menjelaskan asal dan tujuan kedatangan kami ke NTB.
Beberapa saat kemudian, bapak itu memberitahukan kedatangan kami kepada seseorang yang memakai kaos hitam, berselendang, bercincin akik, dan berkacamata hitam. Ternyata bapak itu adalah Bupati Lombok Tengah. MAIGAT! Kami bersalaman dengan beliau lalu diminta duduk di kursi yang kembali mereka tata dengan rapi. Sambil meneruskan percakapan, Bupati itu kemudian berbisik kepada ajudan di sampingnya. Tak lama kemudian, Bapak Bupati memberikan kami sejumlah uang di dalam amplop. Katanya, ini uang yang bisa kalian gunakan untuk berjalan-jalan keliling Lombok. Juga bisa kalian gunakan untuk membeli makanan di Inaq Esun. Di belakang panggung, sudah siap 1 bis beserta sopirnya yang akan mengantar kalian ke daerah manapun yang kalian mau. Bisa ke Desa Sade, Pantai Ini, Pantai Itu, Pantai Lain, Lain, Lain. Sepuas kalian. Masha Allah! Maka nikmat Tuhanmu mana lagi yang kamu dustakan. Kami berterima kasih kepada Bapak Bupati dan beberapa saat kemudian, Bapak Bupati meminta izin untuk pulang menggunakan motor gedenya. Sesaat kemudian ada awak reporter media lokal yang mewawancarai kami. Aih, Reasearch Camp 2013. Di hari itulah kami bersyukur tak ada habis-habisnya. Awalnya, kami berencana untuk menghadiri undangan acara Isra Mi’raj di masjid sekitar rumah Ela. Namun, karena bis kami hanya bisa digunakan hari ini saja, terpaksa kami menggagalkan acara Isra Mi’raj itu. Seharian penuh kami berjalan-jalan ke Desa Sade, Pantai Pantai Ini, Pantai Itu, Pantai Lain, Lain, Lain. FREEEEE! Terima kasih Bapak Bupati Lombok Tengaaaah!

Undangan Komunitas Sasak
Komunitas Sasak adalah salah satu rekan media pelaksanaan RC 2013. Komunitas itu bergerak di bidang sosial kemasyarakatan. Kami diundang oleh Komunitas Sasak untuk menghadiri peresmian Dusun Banyumudrak sebagai desa binaan Bank Indonesia. Saat itu hadir juga Deputi Gubernur Bank Indonesia beserta istri dan rombongannya. Meriah sekali acaranya. Kedatangan mereka disambut oleh tarian-tarian tradisional NTB. Kami diajak untuk turut serta menikmati acara itu. Makanan gratis. Minuman gratis. Ketemu Deputi Gubernur BI. Dapat penjelasan mengenai desa binaannya. Sungguh, nikmat manalagi yang kamu dustakan. Terima kasih Allah J

Oleh-oleh
Hal yang tak boleh terlupakan dalam suatu perjalanan adalah OLEH-OLEH. Kami berbelanja oleh-oleh di pusat mutiara dan cindera mata khas Lombok yang lain. Insiden mutiara pun terjadi. Mia dan Sarah (yang ingin menjadi ibu rumah tangga yang baik) tidak kunjung datang ke tempat berkumpul di sekitar mobil bak kami. Ternyata, mereka berdua menghabiskan lebih banyak waktu untuk menawar harga mutiara sampai ke titik paling rendah. Dasar ibu-ibu. :” Berefleksi dari belanja ini, aku mencoba membuka pikiranku mengenai perhiasan. Aku kurang suka memberikan oleh-oleh berupa perhiasan. (Mutiara berapapun harganya aku masukkan ke dalam kategori perhiasan). Namun, karena aku sedang berada di pusat pembelian mutiara, mau tak mau aku membelikan aksesoris tubuh itu untuk ibuku. Iya, bukan untuk aku sendiri. Minimnya pengetahuanku mengenai perhiasan, coraknya, warnanya, keasliannya, blah blah blahnya membuatku harus menelepon ibuku terlebih dahulu untuk menanyakan jenis apa yang beliau suka. Semoga beliau suka <3>

Pengabdian Masyarakat
Hari ini kami mengadakan seminar kewirausahaan dan seminar kepemimpinan. Seminar kewirausahaan diadakan di siang hari kemudian dilanjutkan dengan seminar kepemimpinan di malam hari. Seminar kewirausahaan diisi oleh penggiat Bank Sampah di Lombok. Dari testimoni mereka setelah selesai acara, mereka terkesan dengan seminar itu. Kami sangat berharap seminar itu bisa mengantarkan masyarakat kepada usaha baru yang tidak perlu modal mahal. Setelah itu, seminar kepemimpinan dilaksanakan di malam hari. Aku dan Edy yang akan mengisi seminar itu, dengan dimoderatori Kak Feisal. Aku dan Edy menceritakan perjuangan kami untuk meraih pencapaian seperti sekarang ini. Kami menceritakan bagaimana anak kampung yang tinggal di desa terpencil di Indonesia berusaha keras untuk meraih mimpi-mimpinya.

Perpisahan
Salah satu hal yang paling saya benci adalah perpisahan. Berefleksi kepada sikap saya sebelum tahun 2009, sakitnya rasa perpisahan merupakan satu-satunya alasan saya tidak mau berteman akrab dengan orang lain. Ya, sesimpel itu. Karena berpisah dengan orang yang dekat dan kita sayang akan terasa lebih pahit dibanding berpisah dengan teman biasa. Dan sayangnya aku sudah merasa dekat dengan masyarakat sekitar. Sedih sekali berpisah dengan mereka semua. Malam terakhir disana kami habiskan dengan berkumpul, bernyanyi bersama, dan menonton pertunjukan deklamasi puisi oleh Linda, salah seorang putri terbaik desa Semparu. Terima kasih Linda! Sampai jumpa di UI J Keesokan harinya, kami mendatangi tetangga rumah Ela satu per satu dan berpamitan. Aku menangkap ekspresi sedih mereka. Aku melihat beberapa dari mereka sampai meneteskan air matanya. Kami juga sayang kalian, :)

Insiden Ranah Kopi dan McDonald
Kesibukan apa yang kami lakukan untuk RC selanjutnya? Yaaay! Menyelesaikan laporan hasil penelitian dalam bentuk jurnal. Siapa kami? Mahasiswa. Terkenal dengan julukan? Tukang prokras. Yeah! Kami harus bermalam hingga Ranah Kopi tutup dan melanjutkannya ke McDonald Kelapa Dua sampai pagi untuk menyelesaikan jurnal kami. Dompet menipis, kantong mata bertambah. Terima kasih Pepe, Kak Maik, dan Kak Fei (anggota kelompok lain) yang turut serta menemani malam-malam kami yang penuh dengan junk food itu. Kenangan indah.

X
Hari ini tepat pukul 14.00 WIB adalah pengumuman MAPRES Fakultasku. Satu jam kemudian, aku cepat-cepat ke stasiun UI untuk naik kereta menuju *cut*. Hari itu hujan. Aku pergi sendirian. Selama perjalanan, aku mencoba untuk mengingat-ingat kembali apa yang telah ditulis dalam *cut*, bukan yang lain. Sesampainya disana, aku bertemu dengan Nuri, S4fira, dan mama S4fira *cut*. Setelah menunggu beberapa saat, lalala yeyeye. Udah gitu aja.


Dari acara ini aku mengenal kalian dengan lebih dalam.
Aku sayang sama kalian.

Terima kasih, Research Campku!

PS. Foto menyusul yah :D

Saturday, October 05, 2013

Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke 26

"We cannot always build the future for our youth, but we can build our youth for the future!"
- Franklin D. Roosevelt

PIMNAS adalah satu ajang paling bergengsi di Indonesia. Perhelatan akbar ini diselenggarakan oleh DIKTI setiap tahunnya untuk menunjukkan eksistensi mahasiswa di seluruh Indonesia dalam kompetisi ilmiah. Nah, tahun ini PIMNAS ke-26 diadakan di Universitas Mataram, Lombok. Dan, kyaaaa, tim gue berhasil jadi salah satu pesertanyaaaa, *heart*



Bersama tim (Saya, Gusva, Arum)

Welcome! Lombok International Airport

Survei Lokasi Presentasi
(Universitas Mataram)

Pembukaan PIMNAS-26
Well, what a chubby cheeks I got there..

Seragam Presentasi (udah kayak dancer, kan? :p)

Bersama Tommy, asal Ponorogo juga

Pameran Poster
Stand Poster gue (belum final sih, harusnya ada maketnya)
SPG Poster :3
Geng 228, mumumuuu (Lulu, Saya, Bitha, Dinia)
Otw Gili Trawangan ~

Bye Gili Trawangan and Senggigi
Masjid di Desa Sade

Malam Penutupan PIMNAS-26

Play hard, practice harder, guys! :)
I had fun! *hugs* Keep up a good work!
Geng Psikologi bersama Pakdhe Ibut (Mahalum Fakultas Psikologi UI)

Kembang Apiiiiii ~
Selamat tinggal Lombok!
We'll see you this January, again, Insha Allah :)