Current great people I am working with. |
..in quest for a better future
absolutely love my life!
Thursday, February 11, 2016
Tuesday, January 27, 2015
Bakti Nusa UI Angkatan 4
Friday, December 26, 2014
Kebun Raya Bogor Bound
Hey! It has been a while since I wrote the last post on this blog. Lemme write something rrreally special today! I went to KRB again after yearssssss xoxo
These are some pics I want to share :3 *sebenernya ini juga dilatarbelakangi oleh dorongan impulsif untuk menghabiskan kuota Bolt sih* *ceritanya besok mau pulkam, yayaay!*
These are some pics I want to share :3 *sebenernya ini juga dilatarbelakangi oleh dorongan impulsif untuk menghabiskan kuota Bolt sih* *ceritanya besok mau pulkam, yayaay!*
WELCOME to Kebun Raya Bogor! *hearts* |
Teratai Raksasa |
Mind this pic. *suka aja ama candidnya, ehek* |
Going towards tempat Outbound, tapi akhirnya ga nemu flying fox yang diharapkan |
Orchid Nursery |
On our way to Jembatan Merah xoxo |
Selfie at Jembatan Merah |
Me. At Jembatan Merah. |
Final Destination! Thank you so much for today, gengs! I had rrreally fun! |
Monday, September 08, 2014
In an urgent need to post about this.
The Association of Southeast Asia Institutions of Higher Learning (ASAIHL) 2013
International Conference, Colombo, Sri Lanka
cc: Kak Feisal, Kak Shahnaz (seharusnya ada cerita yang dipost sejak 2013 Kak, maafkan daku, haha)
Sunday, September 07, 2014
When You Say Nothing At All
-Ronan Keating-
It's amazing how you can speak right to my heart
Without saying a word you can light up the dark
Try as I may I can never explain
What I hear when you don't say a thing
Without saying a word you can light up the dark
Try as I may I can never explain
What I hear when you don't say a thing
The smile on your face let's me know that you need me
There's a truth in your eyes saying you'll never leave me
The touch of your hand says you'll catch me wherever I fall
You say it best, when you say nothing at all
All day long I can hear people talking out loud (oh?)
But when you hold me near (oh, hold me near)
You drown out the crowd (drown out crowd)Try as I may I could never define
What's been said between your heart and mine
The smile on your face let's me know that you need me
There's a truth in your eyes saying you'll never leave me
The touch of your hand says you'll catch me wherever I fall
You say it best, when you say nothing at all?oh
There's a truth in your eyes saying you'll never leave me
The touch of your hand says you'll catch me wherever I fall
You say it best, when you say nothing at all?oh
The smile on your face let's me know that you need me
There's a truth in your eyes saying you'll never leave me
The touch of your hand says you'll catch me wherever I fall
You say it best, when you say nothing at all
You say it best, when you say nothing at all
You say it best, when you say nothing at all
(The smile on your face)
You say it best, when you say nothing at all
(The truth in your eyes)
(The touch of your hand)
You say it best, when you say nothing at all
(Let me know that you need me)
You say it best, when you say nothing at all (nothing at all)
You say it best, when you say nothing at all (nothing at all)
You say it best, when you say nothing at all (nothing at all)
You say it best, when you say nothing at all
(The smile on your face)
You say it best, when you say nothing at all
(The truth in your eyes)
(The touch of your hand)
You say it best, when you say nothing at all
(Let me know that you need me)
You say it best, when you say nothing at all (nothing at all)
You say it best, when you say nothing at all (nothing at all)
You say it best, when you say nothing at all (nothing at all)
Tuesday, August 12, 2014
Cerita Perjalanan Research Camp 2013
Research
Camp 2013 adalah awal dari sebuah persahabatan.
Titik puncak dari kenyamanan menjadi anggota KSM.
Yes! Turning point dari kehidupanku selama disini.
Semua berawal dari kedatanganku pada suatu krida di
sekre KSM.
Saat itu hari Rabu, aku memang sudah berniat untuk
mencari tahu tentang Open Tender Research
Camp 2013. Setelah selesai krida, aku bertanya kepada Kak Adit mengenai
program ini. Jujur, aku masih belum mengenal program ini secara mendalam. Tak
disangka, Kak Adit menjelaskan program ini dengan panjang lebar, sampai
akhirnya ia memintaku untuk mencoba mengikuti seleksi open tender itu. Saat itu ingat benar aku mengajukan pertanyaan,
“Apakah boleh Research Camp diadakan
di Jawa?”. Kak Adit menjawab boleh. Lalu dengan berani aku mengajukan Ponorogo
sebagai lokasi penelitian. Selain karena urgensi Kampung Idiot di Ponorogo,
lokasi ini aku pilih karena urusan pribadiku yang iri akan kedatangan mahasiswa
dari M*lang yang melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat serupa di
daerahku. Iya, rasa iri itu muncul karena mahasiswa itu bukan orang Ponorogo,
dan sebagai putra daerah seharusnya aku lebih peduli dibanding mereka. Namun,
apa boleh dikata. Ternyata NTB memiliki daya tarik lebih dibanding Ponorogo.
Tidak ada rasa penyesalan sedikitpun dalam benakku ketika Ponorogo tidak
terpilih sebagai lokasi RC. Aku membayangkan alangkah indahnya melakukan
penelitian bersamaan dengan berwisata di pulau seribu masjid itu.
Menjadi bagian dari RC 2013 berawal dari sebuah
perjalanan di malam hari dari Pusgiwa menuju Kutek. Saat itu ada Kak Andre,
Nuri, dan beberapa teman lainnya. Di tengah-tengah pembicaraan mengenai konsep RC
2013, tetiba Nuri menawariku untuk menjadi Wakil Ketua Pelaksananya. Aku cukup
terperangah karena aku pikir Nuri sudah menyiapkan timnya sejak sebelum ia
mendaftarkan diri untuk mengikuti open
tender. Pinangan itu baru aku jawab keesokan harinya setelah
mempertimbangkan kegiatan-kegiatanku yang lain. Akhirnya kami pun jadian.
*Elah*
Beberapa hari setelah berdiskusi mengenai konsep RC
2013, aku berhasil menyelinapkan Nuri untuk tidur di kosanku (dulu masih di
Puri Astuti). Semalaman kami berdiskusi mengenai struktur kepanitiaan RC 2013.
Kala itu, aku masih belum terlalu dekat dengan Nuri, jadi masih muncul sikap
canggung di antara kami berdua. Aku mencoba untuk memperkenalkan sikap-sikap
yang ada dalam diriku, sehingga akan mempermudah cara kami berkomunikasi.
Apalagi aku adalah tipe orang yang tidak biasa begadang, beberapa kali dengan
tidak sengaja (mungkin) aku ketiduran di tengah-tengah diskusi. Namun, Nuri
menerimanya dengan senyuman simpul. Pagi harinya, struktur kepanitiaan dan jobdesc dari masing-masing departemen
berhasil disusun. Insight yang aku
dapat dari bermalam bersama Nuri adalah mengategorikan Nuri ke dalam orang yang
serius dan susah bercanda. Beberapa kali aku mencoba untuk membuat candaan dan
hasilnya selalu nihil. Tanggapan paling maksimal yang diberikan Nuri adalah,
“haha”. Lalu dalam hatiku muncul keinginan untuk mengubah Nuri menjadi orang
yang lebih terbuka dan suka bercanda *keliatannya sekarang udah berhasil deh,
:3*
Setelah struktur dan jobdesc siap dipublikasikan, kami melakukan perekrutan anggota, staffing, rapat pleno, dan rapat bidang.
Semua kegiatan itu berjalan seperti tipikal kegiatan di kepanitiaan lain.
Setelah memastikan semua berjalan dengan baik, atas izin Nuri dan Kak Andre,
aku pulang kampung ke Ponorogo untuk melaksanakan kewajibanku sebagai anak yang
berbakti kepada orang tua. Suatu malam, aku ingat betul saat itu aku baru
pulang dari masjid, aku menerima sms dari Nuri yang mengatakan dia akan pergi
ke NTB untuk advance. Kaget bukan
kepalang hamba Ya Allah! Aku buru-buru mengisi pulsa telepon lalu menelepon Kak
Andre terlebih dahulu untuk menanyakan komentarnya terkait hal ini. Kak Andre
juga sedikit bingung dan kurang setuju karena advance ini terkesan sangat dadakan dan kurang persiapan. Setelah
selesai bertelepon dengan Kak Andre, aku langsung menghubungi Nuri. Katanya,
dia akan berangkat ke NTB seminggu lagi, SENDIRIAN! Ia menyatakan hal itu
dengan yakin. Bahkan ia sudah membeli tiket berangkat. Aku menanyakan segala
macam surat menyurat yang dibutuhkan untuk perizinan. Katanya, surat dari rektorat
bisa menyusul, yang paling penting adalah surat dari KSM. Toh, disana juga ada
Ela. Dengan kurang bahagia aku menerima keputusan Nuri. (curhat ya) Sedihnya,
sebelumnya Nuri tidak menceritakan kalau ia akan berangkat advance seminggu lagi. Bahkan tidak bercerita ketika ia memesan
tiket perjalanannya. Tapi karena tiket sudah dibeli dan surat perizinan juga sudah
siap. Apa mau dikata. Aku tetap menyemangati dan mendukung Nuri 100%. Hehehe.
Tapi it’s all back to alright. Alright.
Alright.
Beberapa saat setelah Nuri kembali dari advance, kami melakukan pematangan
konsep. Anggota RC dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan isu yang
dipaparkan Nuri dari hasil advancenya.
Selain itu, kami juga disibukkan dengan berbagai macam kegiatan pencarian dana
(danus), mulai dari menonton acara TV, berjualan baju bekas, berjualan kue di
kampus, dan berjualan makanan dan minuman di sekitar Rotunda dan menyebarkan
proposal sponsorship di beberapa
perusahaan. Tak disadari, kegiatan pencarian dana yang menyita banyak waktu
kami ini justru menjadi kegiatan paling berkesan karena perjuangan
mempersiapkan benda-benda yang akan dijual mengharuskan kami untuk berkumpul
lebih lama sambil bercanda ria…di dapur Puri Astuti. Aih, kosan itu, jadi
kangen.
Proses Pembuatan Research
Design
Aku tergabung
ke dalam kelompok penelitian mengenai remitansi. Sekelompok dengan Edy, Hafiz,
Kak Adit, dan Kamilah. Pembuatan reasearch
design ini cukup menyita waktu
mengingat itu bukan materi yang biasa aku pelajari sehari-hari di kampus.
Namun, aku anggap ini suatu tantangan dan pembelajaran baru. Kami menjamah
berbagai macam tempat untuk berdiskusi mengenai penelitian ini. Sampai pada
suatu malam tanggal 31 Desember 2013, aku dan Edy masih berkutat mengerjakan
Bab I di FH >< Dan yeah! Kami mendengar riuhnya kembang api perayaan
tahun baru dari bangku di depan mushola FH. Iya, FH.
Research design kami mengalami beberapa revisi
dari dosen pembimbing. Revisi ini mengharuskan kami terus mengupdate gdocs dan melakukan pembagian kerja yang
baik. Aku selalu berusaha untuk menyeimbangkan peranku sebagai anggota tim
penelitian dan peranku sebagai Wakil Ketua Pelaksana yang harus mengurusi
berbagai macam hal yang lain. Untungnya, semua dapat berjalan seiya sekata.
#pfffrt
Advance Kedua
D-DAY berangkat
ke NTB!
Hari ini, aku,
Ghivo, dan Ela akan pergi ke NTB lebih awal dibanding yang lain untuk advance kedua. Kami melakukan persiapan
malam sebelum keberangkatan dengan berkumpul di teras kosanku. Iya, Puri
Astuti. Hahaha. Kami makan nasi goreng Bang Bewo bareng dan makan pecel pincuk
yang dibeli Ghivo. Ela bercerita kalau siangnya, ia baru saja terpeleset dan
badannya sakit-sakit. Elaa, seharusnya kamu menolak untuk diajak kumpul kalau
kondisi kamu kayak gitu >.< Anyway,
kami berdiskusi hingga pukul 10 malam (batas waktu kosan ditutup) dan membuat
janji untuk berkumpul di area Margonda untuk bersama-sama menuju bandara CGK.
*cut* *cut* *cut*
Kurang lebih 2
jam terlewati di udara, kami melupakan sejenak masalah yang terjadi pagi itu.
Kami memenuhi udara di pesawat dengan canda tawan dan percakapan ngalor ngidul
penuh makna. Dari sini aku mulai kenal lebih dalam tentang Ghivo dan Ela. They are amazing people! Literally, AMAZING!
Kami berdiskusi mengenai banyak hal sampai tibalah waktunya untuk turun dari
pesawat dan bertemu dengan Ibu dan Bapak Ela. Mereka sangat ramah. Kami
disambut dengan berbagai masakan khas NTB. Saking enaknya, kami makan untuk
kedua, ketiga, dst. Maafkan kekurang-behave-an
kami Ela >.<
Beberapa hari advance kami habiskan untuk mendatangi
kantor-kantor pemerintahan perihal perizinan kegiatan sekaligus berjalan-jalan
untuk melihat lokasi yang bisa dijadikan tempat untuk berwisata ringan.
Melakukan perjalanan bersama Ghivo berarti melakukan wisata kuliner. Kami
(diberhentikan) oleh Ghivo ke tempat-tempat makan yang dikenalkan oleh Ela dan
mencoba berbagai macam makanan khas NTB. Dari sini aku tahu kalau Ghivo adalah
orang yang hobinya mencicipi berbagai macam makanan dalam waktu yang berdekatan
>.< Heran juga kenapa dia bisa diet sebegitunya ya.
Pembangunan Rapport
Di sela-sela
kesibukan itu, kami juga mendatangi warga sekitar untuk membangun kedekatan (rapport). Bukan hal yang susah untuk
membangun rapport jika ada Ghivo
disitu. Aku belajar banyak dari Ghivo mengenai cara membangun rapport yang baik. Tak heran jika hanya
dengan beberapa hari disitu, Ghivo sudah menjadi idola para wanita. Saiq-saiq
(tante) yang ada disana menjulukinya Afgan. *ga mau nyebutin alasannya, nanti
berdosa kalau Ghivo takabur, hehe* Setiap malam kami berkumpul di teras rumah
salah satu Saiq dan secara otomatis membuat saiq-saiq yang lain untuk turut
bergabung ke dalam ‘perkumpulan’ itu. Dari situ aku mengenal lagu Bang Ocid
prepet prepet prepet *Fyuh, thanks
Ghivo!*. Ghivo melakukan sit down comedy
dengan menggombal bersama saiq-saiq. Aku dan Ela hanya bisa tertawa.
Terbahak-bahak. Dari situ aku mulai merasakan nikmatnya kehidupan berdampingan
dengan masyarakat yang guyup rukun walaupun baru saling mengenal. Memberikan
pengertian bahwa kami datang dengan tujuan baik yang ditunjukkan dengan tindakan-tindakan
seperti itu mampu membuat warga berkenan untuk memberikan bantuan yang kami
butuhkan. Berefleksi kepada diriku sendiri, tempat tinggalku di desa tidak
serta merta membuatku mampu untuk langsung dekat dengan tetangga-tetanggaku. Sikapku
selama ini ternyata menunjukkan bahwa diriku adalah orang yang kurang peduli
dengan keberadaan mereka. Sekali lagi, thanks
Ghivo! Ini pelajaran sangat berharga untuk kehidupanku.
Seminar dan Insiden Kebakaran
Pagi-pagi aku
menyapu halaman rumah Ela ketika orang-orang yang lain juga sibuk memasak dan
bersih-bersih rumah. Setelah semuanya bersih, aku duduk di teras bersama Ela
dan Ghivo. Ada kabar. Gedung Sosiologi kebakaran. Kebakaran? Gedung Sosiologi?
Kenapa sekaget itu? Karena ini adalah gedung yang hari ini juga akan dipakai
oleh tim RC untuk mengadakan seminar pra-penelitian bersama dengan dosen
pembimbing. Astaghfirullah. Setelah
insiden tiket, muncul insiden kebakaran. Ada apa ini. Rasa sedih itu muncul lagi.
Chat di grup RC menceritakan
kekalangkabutan panitia untuk menyusun rundown
baru dan mencari gedung alternatif. Kami bertiga berdoa. Semoga cobaan ini akan
mempererat kekeluargaan keluarga KSM.
Insiden *X*
Hari ini adalah
hari yang paling ditunggu-tunggu karena semua anggota RC akan berangkat ke NTB.
Aku, Ghivo, dan Ela sudah mempersiapkan upacara pembukaan di Kantor Desa
berikut jamuan makanan ringannya. Mulai dari jam 3 pagi grup whatsapp sudah dipenuhi oleh update
keberangkatan menuju bandara oleh beberapa anggota RC. Kami semua semangat
untuk bertemu di NTB! Beberapa jam kemudian, ada kabar kalau semua anggota RC
sudah lengkap dan siap untuk memasuki loket check-in.
Aku, Ela, dan Ghivo berdoa semoga proses itu dilancarkan hingga sampai di NTB
dengan selamat. Namun, Allah berkata lain. *cut*
Kami mencoba
untuk tetap berpikir jernih. Aku dan Ghivo duduk berjam-jam di tangga teras
depan rumah Ela. Mencoba mencari solusi apa yang bisa dilakukan. Kak Adit
menceritakan kronologis kejadian dengan detail. Nada suaranya tetap tegar. Aku
tahu, itu Cuma suara yang dibuat Kak Adit supaya kami tidak terlalu khawatir.
Kami tahu Kak Adit juga sedih dan khawatir. *cut* Aku tahu, perasaan-perasaan
yang aku rasakan tidak sebanding dengan berbagai macam perasaan yang berkecamuk
di kepala kalian. Beberapa jam kemudian, kami mendapatkan kepastian kalau
mereka tidak bisa menyusul hari itu juga. Juga diputuskan beberapa anggota yang
akan tetap berangkat dengan mempertimbangkan semua pengorbanan dan persiapan
yang sudah dilakukan bersama-sama. Sayangnya Kak Adit, S4fira, Orin, Kamila,
dan Imam tidak bisa ikut karena beberapa hal, *cut*. Aku, Ghivo, dan Ela kemudian
mencari berbagai macam alasan yang akan diberikan kepada pengurus desa dan
masyarakat sekitar yang sudah sangat berharap dapat bertemu kalian hari ini.
Menyambut Kedatangan Anggota RC
Pagi ini, Ghivo
harus meninggalkan kami karena akan pergi umrah bersama keluarganya. You’ll be missed. Terima kasih
petuah-petuah pembangunan rapportnya J Siangnya, aku dan Ela sangat siap menyambut kedatangan anggota RC yang
lain. Mengingat semua perjuangan mereka di hari sebelumnya, aku bingung
ekspresi apa yang harus aku tunjukkan kepada mereka. Sesaat kemudian mereka
datang berbondong-bondong dengan bawaan masing-masing. Aku mendatangi mereka
satu per satu dan memeluk erat Nuri. Nuri menangis. Aku juga ingin menangis.
Tapi tidak boleh. Disaat seseorang menangis, maka kamu harus jadi seseorang
yang tegar, orang yang mampu membuatnya tenang berada di samping kamu. Tanpa
bercerita pun, kami sudah mengetahui apa isi perasaan masing-masing.
Sore itu hujan.
Kami menuju rumah Ela menggunakan mobil bak. Kami menutupi barang bawaan kami
dengan terpal. Kami melupakan sejenak semua beban. Semua air mata terhapuskan
oleh rintik hujan di sepanjang perjalanan. Ah, kalian!
Setibanya di
rumah Ela, aku kenalkan mereka satu per satu kepada masyarakat sekitar yang
ternyata sudah berkumpul untuk menyambut kedatangan kami. Malamnya, kami
melakukan rapat untuk mencurahkan semua isi hati masing-masing dan memperbaiki
rundown acara.
Penelitian
Kemudian kami
disibukkan oleh kegiatan utamanya, yaitu melaksanakan penelitian. Proses ini diliputi
oleh segenap canda tawa bahagia. Ini yang membuat aku mengenal lebih dalam
mengenai kalian satu per satu.
Nuri
Cewek satu ini
adalah cewek ter-meticulous yang
pernah gue kenal! Sebelum RC, doi adalah orang yang ga pernah basa-basi.
Mungkin bercanda adalah kegiatan yang menghabiskan waktu menurutnya kala itu.
Pernah suatu ketika gue lagi ngobrol masalah RC sama doi di telepon, beberapa
kali gue mencoba untuk membuka percakapan yang lebih santai dan sedikit
bercanda. Dengan jurus Avatar (anime favorit doi), doi langsung mengembalikan
percakapan itu menjadi serius, serius sekali.
Namun, semua
itu berubah ketika Negara api menyerang. Selama RC, doi udah terlihat mulai
berubah. Doi beberapa kali bercanda, walaupun nada bicara dan isi dari
bercandaan itu adalah penjelasan serius. Kami anggap itu bercanda :p Doi senang
sekali menjelaskan segala sesuatu sedetail mungkin. Bercanda ama doi serasa
belajar ilmu farmasi gratis, hahaha.
Mungkin karena itu, sekarang doi dikenal sebagai Kak Nuri polos kuadrat
kuadrat kuadrat (ala S4fira,-*cewek yang juga dikenal atas kepolosannya*),
HAHAHA. Nuri adalah orang yang mau belajar. Doi akan berusaha semaksimal
mungkin tanpa menyerah untuk meraih apa yang ia cita-citakan. Sangat senang
melihat banyak sekali foto kita berdua Nuri :*
Kak Adit
BAIK HATI. Ini
ciri yang paling dikenal orang dari Kak Adit. Doi adalah Ketua KSM 2013 yang
sangat mengayomi anak-anaknya. Karena *cut*,
doi ga jadi berangkat ke Lombok. Doi harus mengurusi *cut* itu di Depok. Bukti
pengorbanan seorang Ketua KSM. Kebaikan hati Kak Adit terlihat dari
tindakan-tindakannya sehari-hari. Ketika danus, doi membawa sosis goreng (yang
doi goreng sendiri di rumah) dan makanan lain, juga kotak es besar dari
rumahnya. Doi juga menjajakan makanan danus ke sekitar Rotunda. Doi juga
mendesain berbagai macam kebutuhan publikasi RC, mulai dari spanduk, banner, proposal, hingga kaos. Sebagai
sesama anggota Geng Remitansi, doi gue kenal sebagai orang yang kritis.
Semaleman suntuk kami berdiskusi mengenai penelitian kami. Semangat doi membuat
(memaksa) anggota kami juga ikut semangat mengerjakan jurnal penelitiannya.
Terima kasih Kak Adit :)
Edy
Awalnya, gue ga
begitu kenal ama Edy. Doi terkesan pendiam dan jarang mengajak orang lain
berkomunikasi. Agak sungkan juga awal-awal kerja sekelompok penelitian ama doi.
Namun, semua berubah setelah Negara Inggris menyerang. *Kenapa Inggris? Karena
doi pengen banget ke Inggris buat kuliah S2nya*. Lambat laun, doi terlihat
mulai berani mengungkapkan apa yang ada di pikirannya. Doi adalah orang yang pinter.
Apalagi bikin latar belakang proposal penelitian, sampai dipuji dosbing sebagai
latar belakang terbaik :” Doi masuk ke dalam kategori orang yang gigih menurut
gue. Itu terlihat ketika doi begadang sampai pagi untuk input data penelitian kelompok kami. Setelah mendengar cerita doi
saat seminar kepemimpinan, gue tahu darimana kegigihan itu berasal. Semangat untuk
Edinburg, Edy!
Kak Feisal
HAHAHA. Entah
kenapa gue otomatis ketawa saat ngetik nama doi. “KSM sekarang egaliter ya!”, Fail Fei, SWGL, dan masih banyak istilah
lain adalah hal tak terlupakan dari doi. Gue kenal deket ama doi ketika
tergabung dalam satu tim konferensi. Setelah itu, kami tergabung lagi dalam
kepanitiaan RC 2013. Huah! Lucu lah kakak 1 ini. Tiada hari kami tanpa
ngecengin doi. *sungkem kami kak*. Kak Fei adalah orang yang baik, baik banget,
mengerti kondisi orang lain, asik diajak curhat, dan tentunya, lucu (mungkin
lebih pas, ‘sedikit konyol’) Hahaha. Doi pernah nanya, “Sil, kenapa sih gue
selalu dicengin?”. Dengan yakin gue jawab, “Kak Fei dicengin sama anak-anak
karena mereka sayang sama Kak Fei”. *ini jawaban serius loh Kak Fei*. Doi juga sering
mengutarakan ungkapan-ungkapan aneh di tengah-tengah suatu percakapan. Tak
pelak, hal itu sering membuat kami terpingkal-pingkal. Bahkan, melihat wajah
doi pun kami bisa langsung ketawa. Entahlah dari mana doi mendapatkan aura
positif itu. HAHAHA
Ela
Gadis
berkerudung lebar ini adalah orang yang gue kenal sebagai orang yang sangat
mensyukuri semua yang ada dalam dirinya. Doi mengingat hal-hal kecil bermakna
yang mungkin menurut orang lain itu ga penting. Doi adalah orang yang so sweet. Doi pernah bilang, “Makasih
Kak Silvia, aku belajar banyak banget dari kakak!”. It’s totally made my day, Ela!. Doi adalah tuan rumah RC 2013. Doi
memastikan semua acara yang berkaitan dengan punggawa desa dan masyarakat
sekitar berjalan dengan lancar. Walaupun masih terlihat malu-malu, tapi doi
selalu mencoba untuk mengungkapkan apa yang ada di benaknya. Doi adalah orang
yang mau belajar. I am so proud of you,
Ela!
Kelly
Tipikal anak
FH. Kritis. Doi adalah orang yang pinter nulis dan pinter berargumen. Kalau
baru kenal, doi terkesan malu-malu dan pendiam. Namun, jika doi udah akrab sama
yang lain, doi berani mengungkapkan semuanya. Gue kenal doi sebagai orang yang
sangat menjaga perasaan orang lain, pekerja keras, dan mau membantu orang lain
yang sedang dalam kesulitan. Sifat-sifat itu membuat doi ditawarin magang di
Polsek Beji sama Pak polisi yang ada disana, hahaha
Ghivo
Nah ini nih
Bang Ocid! Orang yang terbuka, baik banget, dan sangat rela membantu orang
lain, walaupun kadang-kadang gue ngerasa doi memaksa dirinya untuk membantu
orang lain itu. Doi cowok paling suka kebersihan yang pernah gue kenal >.<
dan doi yang ngajarin gue untuk selalu berbagi dengan orang lain. Doi orang
yang pinter. Selama jalan-jalan bareng doi di Lombok, ga bosen-bosennya
dengerin penjelasan doi mengenai berbagai macam hal di dunia ini, hahaha. Suara
dan wajah doi yang rancak bana
membuat doi dengan sangat mudah dikenal masyarakat sebagai Mas Afgan. Dan doi
menerima julukan itu dengan lapang dada. *peace*
Sayang sekali doi ga bisa ikut RC sampai selesai. Seandainya doi ikut RC sampai
selesai, mungkin doi akan bikin panggung konser di Lombok. :3
Kamilah
Kamilah. Cewek
cantik berjilbab lebar. Pinter nyanyi *kapan wacana karaoke kita akan terwijud?*
dan jago jawab pertanyaan OIM Quiz,
hahaha. Selama perjalanan RC, kami berhasil mengenal satu sama lain dengan
lebih dekat. Awalnya, gue kenal doi sebagai orang yang sedikit malu, namun
sampai pada suatu titik, doi mampu mengungkapkan perasaannya dengan terbuka,
ini yang gue suka dari doi. Kami sekelompok penelitian remitansi. Karena doi
tidak bisa ikut ke Lombok, jadi doi sedikit banyak kurang mengerti mengenai
beberapa perubahan yang kami lakukan setelah pengambilan data. Namun, doi berperan
besar dalam kegiatan pembuatan proposal PKM-AI kami. Walhasil, PKM-AI kami
mendapatkan pendanaan dari DIKTI. Lalala yeyeye. :D
Hafiz
Aldi Taher. Iya,
itu julukan masyarakat Semparu buat doi, karena doi dianggap mirip sama Aldi
Taher. Sebelum doi populer dengan julukan itu, doi sempat beberapa saat dikenal
sebagai Ridho Rhoma. Anak-anak sekitar memanggilnya Om k e r i t i n g. Hahaha.
Doi orang yang suka fotografi dan suka bajak status orang (whatsapp, bbm,
facebook, twitter). Sayangnya gue pernah jadi korban pembajakan itu >< Doi juga orang yang kritis dan jago SPSS. Doi adalah orang tercuek di antara
anggota RC.
Mia
Ceplas ceplos.
Gue inget ketika doi menyatakan perasaan sedih dan kecewanya terkait *cut* kepada
kami. Ceplas-ceplos ungkapannya bikin gue deg-degan kadang-kadang, hahaha.
Tapi, still, you are the mom *maksudnya,
tetep mamakeeeh* hahaha. Doi orang yang suka membantu, aih apalagi pas bantu-bantu
masak sama Zopa, haha Doi juga yang ngajarin Sarah cara nyuci. Ke-Gresik-annya
itu loh yang bikin kami kangen mamakeh, hahaha
Pepe
Pinter. Udah
itu aja.
Buat gue, doi
adalah orang pertama yang membaca e-book
dalam laptop dengan posisi tidur, laptop dimiringkan, dan bertahan hingga
tengah malam. Setelah berhari-hari melihat kebiasaan itu, gue mendapat insight bahwa membaca itu penting. I mean, literally penting. Penting,
karena gue tau makna penting itu. Ga Cuma sekadar ungkapan belaka. Awalnya, gue
agak canggung deket sama doi, tapi setelah Negara komunis menyerang *kenapa
komunis? Entah kenapa tapi kalau inget doi, gue inget bahasan tentang
komunisme*, akhirnya gue berhasil deket ama doi. Udah itu aja. Hahaha.
Sarah
Cewek satu
ini…suaranya gaol getoh! Gue inget bener ketika doi selfie-selfie di pantai. Doi mengubah image gue terhadap orang-orang dengan penampilan seperti doi
*maksudnya gimana? Yagitulah pokoknya* hehe. Doi suka nonton film di saat yang
lain tidur-tiduran atau di saat yang lain sedang melakukan penelitian *eh. Doi
pengen menjadi ibu yang baik. Tapi perlu belajar cara mencuci dan melakukan
pekerjaan rumah tangga yang lain. Doi juga suka fotografi, hasil jepretan doi
keren-keren broh! Dan saking seringnya ngomongin proposal-peoposal perkawinan,
doi diprediksi akan menjadi anggota RC pertama yang akan mendapatkan piala
bergilir KSM.
Zofa
“Zof, telponin
Imam Zof”. HAHAHA. Awalnya, gue sempet takut deket sama doi. Tapi setelah
beberapa kali ngobrol bareng, doi orangnya baik bangeeets. Sayangnya beberapa
sikap yang doi tunjukkan menarik orang lain buat ngebully doi. Misalnya hobi doi main Pou sampai lupa waktu, ini yang
paling sering jadi bullyan. Tapi, don’t you worry Zof, bully tanda sayang, kan? *lirik Kak Fei.
Doi adalah cowok yang rajin. Doi selalu bangun paling awal, langsung mandi,
Salat Subuh, terus duduk-duduk di ruang tamu menunggu panggilan makan pagi
sambil menyanyi. Gimana gue bisa tahu kebiasaan doi? Yeah! Ini namanya keluarga
:D
Eno
Cewek satu ini jago
desain grafis. Doi adalah orang yang paling sering nanya ke gue, “Gimana sih
Kak cara membantu orang lain menumbukakn jiwa kreatifnya? “ Yea, doi adalah
orang yang ingin orang lain punya tingkat kekreatifan sama seperti doi, jadi
kalo organisasi membutuhkan poster dan spanduk untuk didesain, doi bisa
mengamanatkannya kepada orang lain itu. Hahaha. Enooo Enooo. Doi pernah ngajak
gue ke FH untuk dapat makanan gratis sambil ngerjain desain jurnal. Terima
kasih Eno, I appreciate it! Doi suka
banget sama kopi. Apalagi kopi 78. Cocok untuk menemani hari-hari doi yang
penuh dengan tugas di depan laptop.
S4fira
Gadis lembut
nan polos. S4fira namanya. Kalo ketawa sambil megangin perut :D Doi adalah
orang yang paling sering melihat wajah *cut* secara langsung. Doi adalah orang
yang tidak pernah menyakiti perasaan orang lain. Doi mencoba untuk selalu ada
untuk membantu orang lain. Peran besarnya dalam RC sebagai saving collector membuat doi harus berkutat dengan sekian banyak
uang, baik cash maupun non-cash. Catatan keuangan RC yang ada
di doi tersusun rapi sehingga kami tidak begitu repot ketika membutuhkan rekap
data keuangan. Doi adalah orang yang mau belajar. Cutie pie S4fira :3
Orin
Aksen Malang
khas Orin emang selalu diingat. Doi adalah beauty
peagant yang rajin, mau berkorban untuk organisasi, dan mengerti kondisi
orang lain. Sayang sekali, doi tidak bisa ikut ke Lombok karena insiden X. Untungnya,
rasa cinta doi tetap kami rasakan selama melaksanakan penelitian disana. Dalam
proses danus, doi yang paling sering meramu puding khas RC yang akan dijual
keesokan harinya. Doi berperan besar dalam kelancaran pelaksanaan RC 2013. Hugs Oriiin {}
Imam
Orang yang
paling dibutuhkan Nuri selama penelitian kelompoknya. Sayang sekali, doi tidak
jadi berangkat ke Lombok karena insiden X. Namun, walaupun raga tak di tempat
yang sama, suara tetap bisa menjadi pengganti. Doi selalu dihubungi Nuri untuk
menanyakan penelitian kelompoknya (via Zofa). Doi adalah orang yang pendiam,
rajin, dan sangat rajin. Penggemar Korean
Wave ini beberapa kali menjadi penyetok Running
Man gue. Thankso Imam! :D
Aa’ Rahman
Selama proses
penelitian, kami sangat dibantu oleh keluarga Ela, terutama Bapak Ela. Beliau
yang mengenalkan kami kepada masyarakat sekitar sehingga mereka mau untuk kami
wawancarai dan memberikan informasi yang sebenarnya. Lebih dari itu, Bapak Ela
juga meminta kepala dusun sebelah untuk mengumpulkan masyarakatnya di masjid
terdekat untuk memudahkan kami mencari informan. Lucunya, malam ketika kami
diajak ke masjid untuk wawancara, baru saja halaman masjid itu digunakan untuk
perayaan Isra’ Mi’raj, sehingga masih ada panggung beserta sound systemnya disana.
Pada saat kami memasuki area masjid, tiba-tiba terdengar suara musik (cocok
untuk musik acara pernikahan). Seketika anggota RC mulai ngeceng-cengin aku.
Kenapa? Karena paginya, aku mewawancarai seorang informan bernama Rahman,
selanjutnya disebut Aa’ Rahman, hehe. Saat aku mewawancarai Aa’ Rahman,
tiba-tiba terdengar celetukan dari ayah Aa’ Rahman yang juga ada bersama kami
untuk menjodohkan aku bersama Aa’ Rahman, hahaha. Dari situlah muncul julukan
Alfamart lah, Indomaret lah – yang aku baru tahu artinya (buka cabang
dimana-mana) setelah beberapa hari kemudian.
Bukit Bakan
Keesokan
paginya, kami bersiap-siap untuk olahraga pagi ke Bukit Bakan. Olahraga pagi
ini dilaksanakan untuk menghapuskan julukan WACANA untuk RC 2013. Kami
menyusuri jalanan dengan berjalan kaki. Sesampainya di atas bukit, kami berfoto
ria dan kembali berjalan pulang. Di tengah perjalanan, tiba-tiba datang hujan.
Kami berteduh di depan sekolah lalu meneruskannya di satu warung kecil dan
membeli pisang goreng yang dijual. Ternyata wisata kuliner pagi itu tidak hanya
berhenti sampai disitu, kami berhenti di tempat makan super murah dekat dengan
rumah Ela. Sesampainya di rumah Ela, kami berniat untuk mengelabui Kak Feisal
sedemikian rupa sehingga kami berhasil menceburkan Kak Feisal ke kolam yang
terletak di samping kanan rumah Ela. Setelah beberapa trial, akhirnya kami
berhasil menceburkan Kak Feisaaaal! Yaaaay! Sayangnya, beberapa saat kemudian,
ada 4 lelaki gagah yang juga berhasil melemparkan badan saya ke kolam yang
sama. *huh, makasih ya!*
Selama tinggal
di NTB, waktu makan adalah waktu yang paling ditunggu. Hal yang paling teringat
dari sesi makan adalah ketika Zofa selalu dibully
terkait insiden lauk *gamau nyeritain ah*. Selain itu, juga observasi saya
kepada cara para lelaki mencuci piring. Peringkat pencuci piring terbersih
diraih oleeeeeeeeh….Edyyyyy! Hahaha *penting banget diceritain*
Terima kasih, Bupati Lombok Tengah.
Hari-hari
terakhir di NTB kami agendakan untuk berwisata. Kami menaiki carry untuk menuju alun-alun Kota Praya.
Seingat aku hari itu adalah hari Jumat. Setelah selesai berfoto-foto di
alun-alun, kami ingin meneruskan perjalanan ke rumah makan Inaq Esun, rumah
makan yang sangat terkenal dengan nasi balapnya. Kami ingin menuju lokasi itu
dengan berjalan kaki. Sesampainya di depan sebuah panggung khas NTB, kami ingin
berfoto sebentar disana. Saat itu ada beberapa bapak-bapak yang sedang
memindah-mindahkan kursi. Langsung aku meminta izin kepada salah satu bapak
yang kami temui untuk berfoto. Bapak itu kemudian menanyakan asal kami. Lalu
secara singkat kami menjelaskan asal dan tujuan kedatangan kami ke NTB.
Beberapa saat
kemudian, bapak itu memberitahukan kedatangan kami kepada seseorang yang
memakai kaos hitam, berselendang, bercincin akik, dan berkacamata hitam.
Ternyata bapak itu adalah Bupati Lombok Tengah. MAIGAT! Kami bersalaman dengan
beliau lalu diminta duduk di kursi yang kembali mereka tata dengan rapi. Sambil
meneruskan percakapan, Bupati itu kemudian berbisik kepada ajudan di
sampingnya. Tak lama kemudian, Bapak Bupati memberikan kami sejumlah uang di
dalam amplop. Katanya, ini uang yang bisa kalian gunakan untuk berjalan-jalan
keliling Lombok. Juga bisa kalian gunakan untuk membeli makanan di Inaq Esun.
Di belakang panggung, sudah siap 1 bis beserta sopirnya yang akan mengantar
kalian ke daerah manapun yang kalian mau. Bisa ke Desa Sade, Pantai Ini, Pantai
Itu, Pantai Lain, Lain, Lain. Sepuas kalian. Masha Allah! Maka nikmat Tuhanmu mana lagi yang kamu dustakan. Kami
berterima kasih kepada Bapak Bupati dan beberapa saat kemudian, Bapak Bupati
meminta izin untuk pulang menggunakan motor gedenya. Sesaat kemudian ada awak reporter media lokal yang mewawancarai
kami. Aih, Reasearch Camp 2013. Di
hari itulah kami bersyukur tak ada habis-habisnya. Awalnya, kami berencana
untuk menghadiri undangan acara Isra Mi’raj di masjid sekitar rumah Ela. Namun,
karena bis kami hanya bisa digunakan hari ini saja, terpaksa kami menggagalkan
acara Isra Mi’raj itu. Seharian penuh kami berjalan-jalan ke Desa Sade, Pantai
Pantai Ini, Pantai Itu, Pantai Lain, Lain, Lain. FREEEEE! Terima kasih Bapak
Bupati Lombok Tengaaaah!
Undangan Komunitas Sasak
Komunitas Sasak
adalah salah satu rekan media pelaksanaan RC 2013. Komunitas itu bergerak di
bidang sosial kemasyarakatan. Kami diundang oleh Komunitas Sasak untuk
menghadiri peresmian Dusun Banyumudrak sebagai desa binaan Bank Indonesia. Saat
itu hadir juga Deputi Gubernur Bank Indonesia beserta istri dan rombongannya.
Meriah sekali acaranya. Kedatangan mereka disambut oleh tarian-tarian
tradisional NTB. Kami diajak untuk turut serta menikmati acara itu. Makanan
gratis. Minuman gratis. Ketemu Deputi Gubernur BI. Dapat penjelasan mengenai
desa binaannya. Sungguh, nikmat manalagi yang kamu dustakan. Terima kasih Allah
J
Oleh-oleh
Hal yang tak
boleh terlupakan dalam suatu perjalanan adalah OLEH-OLEH. Kami berbelanja
oleh-oleh di pusat mutiara dan cindera mata khas Lombok yang lain. Insiden
mutiara pun terjadi. Mia dan Sarah (yang ingin menjadi ibu rumah tangga yang
baik) tidak kunjung datang ke tempat berkumpul di sekitar mobil bak kami.
Ternyata, mereka berdua menghabiskan lebih banyak waktu untuk menawar harga
mutiara sampai ke titik paling rendah. Dasar ibu-ibu. :” Berefleksi dari
belanja ini, aku mencoba membuka pikiranku mengenai perhiasan. Aku kurang suka
memberikan oleh-oleh berupa perhiasan. (Mutiara berapapun harganya aku masukkan
ke dalam kategori perhiasan). Namun, karena aku sedang berada di pusat
pembelian mutiara, mau tak mau aku membelikan aksesoris tubuh itu untuk ibuku.
Iya, bukan untuk aku sendiri. Minimnya pengetahuanku mengenai perhiasan,
coraknya, warnanya, keasliannya, blah blah blahnya membuatku harus menelepon
ibuku terlebih dahulu untuk menanyakan jenis apa yang beliau suka. Semoga
beliau suka <3>3>
Pengabdian Masyarakat
Hari ini kami
mengadakan seminar kewirausahaan dan seminar kepemimpinan. Seminar
kewirausahaan diadakan di siang hari kemudian dilanjutkan dengan seminar
kepemimpinan di malam hari. Seminar kewirausahaan diisi oleh penggiat Bank
Sampah di Lombok. Dari testimoni mereka setelah selesai acara, mereka terkesan
dengan seminar itu. Kami sangat berharap seminar itu bisa mengantarkan
masyarakat kepada usaha baru yang tidak perlu modal mahal. Setelah itu, seminar
kepemimpinan dilaksanakan di malam hari. Aku dan Edy yang akan mengisi seminar
itu, dengan dimoderatori Kak Feisal. Aku dan Edy menceritakan perjuangan kami
untuk meraih pencapaian seperti sekarang ini. Kami menceritakan bagaimana anak
kampung yang tinggal di desa terpencil di Indonesia berusaha keras untuk meraih
mimpi-mimpinya.
Perpisahan
Salah satu hal
yang paling saya benci adalah perpisahan. Berefleksi kepada sikap saya sebelum
tahun 2009, sakitnya rasa perpisahan merupakan satu-satunya alasan saya tidak
mau berteman akrab dengan orang lain. Ya, sesimpel itu. Karena berpisah dengan
orang yang dekat dan kita sayang akan terasa lebih pahit dibanding berpisah
dengan teman biasa. Dan sayangnya aku sudah merasa dekat dengan masyarakat
sekitar. Sedih sekali berpisah dengan mereka semua. Malam terakhir disana kami
habiskan dengan berkumpul, bernyanyi bersama, dan menonton pertunjukan
deklamasi puisi oleh Linda, salah seorang putri terbaik desa Semparu. Terima
kasih Linda! Sampai jumpa di UI J Keesokan
harinya, kami mendatangi tetangga rumah Ela satu per satu dan berpamitan. Aku
menangkap ekspresi sedih mereka. Aku melihat beberapa dari mereka sampai meneteskan
air matanya. Kami juga sayang kalian, :)
Insiden Ranah Kopi dan McDonald
Kesibukan apa
yang kami lakukan untuk RC selanjutnya? Yaaay! Menyelesaikan laporan hasil
penelitian dalam bentuk jurnal. Siapa kami? Mahasiswa. Terkenal dengan julukan?
Tukang prokras. Yeah! Kami harus bermalam hingga Ranah Kopi tutup dan
melanjutkannya ke McDonald Kelapa Dua sampai pagi untuk menyelesaikan jurnal
kami. Dompet menipis, kantong mata bertambah. Terima kasih Pepe, Kak Maik, dan
Kak Fei (anggota kelompok lain) yang turut serta menemani malam-malam kami yang
penuh dengan junk food itu. Kenangan
indah.
X
Hari ini tepat pukul
14.00 WIB adalah pengumuman MAPRES Fakultasku. Satu jam kemudian, aku
cepat-cepat ke stasiun UI untuk naik kereta menuju *cut*. Hari itu hujan. Aku
pergi sendirian. Selama perjalanan, aku mencoba untuk mengingat-ingat kembali
apa yang telah ditulis dalam *cut*, bukan yang lain. Sesampainya disana, aku
bertemu dengan Nuri, S4fira, dan mama S4fira *cut*. Setelah menunggu beberapa
saat, lalala yeyeye. Udah gitu aja.
Dari acara ini aku mengenal kalian dengan lebih dalam.
Aku sayang sama kalian.
Terima kasih, Research Campku!
PS. Foto menyusul yah :D
Saturday, October 05, 2013
Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke 26
"We cannot always build the future for our youth, but we can build our youth for the future!"
- Franklin D. Roosevelt
PIMNAS adalah satu ajang paling bergengsi di Indonesia. Perhelatan akbar ini diselenggarakan oleh DIKTI setiap tahunnya untuk menunjukkan eksistensi mahasiswa di seluruh Indonesia dalam kompetisi ilmiah. Nah, tahun ini PIMNAS ke-26 diadakan di Universitas Mataram, Lombok. Dan, kyaaaa, tim gue berhasil jadi salah satu pesertanyaaaa, *heart*
Bersama tim (Saya, Gusva, Arum) |
Welcome! Lombok International Airport |
Survei Lokasi Presentasi (Universitas Mataram) |
Pembukaan PIMNAS-26 |
Well, what a chubby cheeks I got there.. |
Seragam Presentasi (udah kayak dancer, kan? :p) |
Bersama Tommy, asal Ponorogo juga |
Pameran Poster |
Stand Poster gue (belum final sih, harusnya ada maketnya) |
SPG Poster :3 |
Geng 228, mumumuuu (Lulu, Saya, Bitha, Dinia) |
Otw Gili Trawangan ~ |
Bye Gili Trawangan and Senggigi |
Masjid di Desa Sade |
Malam Penutupan PIMNAS-26 |
Play hard, practice harder, guys! :) I had fun! *hugs* Keep up a good work! |
Geng Psikologi bersama Pakdhe Ibut (Mahalum Fakultas Psikologi UI) |
Kembang Apiiiiii ~ Selamat tinggal Lombok! We'll see you this January, again, Insha Allah :) |
Subscribe to:
Posts (Atom)